kegagalan teori fisika klasik dalam menjelaskan fenomena baru terkait partikel dan radiasi benda hitam yang ditemukan melalui beberapa eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan fisika merupakan awal lahirnya fisika modern.
ada beberapa eksperimen yang menjadi cikal bakal teori fisika modern yang kita pelajari saat ini. beberapa eksperimen tersebut sebagai berikut :
ada beberapa eksperimen yang menjadi cikal bakal teori fisika modern yang kita pelajari saat ini. beberapa eksperimen tersebut sebagai berikut :
EKSPERIMEN EFEK COMPTON OLEH ARTHUR HOLLY COMPTON
Ada banyak ilmuan fisika yang turut serta bersumbangsi
terhadap lahirnya fisika modern, salah satu diantaranya adalah Arthur Holly Compton.
Arthur Holly Compton lahir di Wooster, Ohio, Amerika pada tanggal 10 September
1892 di lingkungan keluarga yang dikenal sebagai keluarga pendidik dimana
Ayahnya merupakan seorang Profesor yang mengajar Filsafatdi College of Wooster.
Compton memperoleh gelar sarjananya di Wooster, kemudian dia melanjutnkan studi
Mastentya tahun 1914 dan studi Ph. D pada tahun 1916 di Princeton.
Karir Arthur Holly Compton di bidang penelitian fisika
yang lebih mendalam dimulai dengan keikutsertaannya sebagai anggota dari
National Research Council, dimana Compton berkesempatan mendapat beasiswa untuk
melakukan penelitian penghamburan dan penyerapan sinar gamma di laboratorium
Rutherford di Cambridge, Inggris.
Tepatnya pada tahun 1923, compton melakukan sebuah
eksperimen dengan menggunakan sinar x dan flat tipis. eksperimennya dilakukan
cukup sederhana yang dilakukan dengan menembakkan sinar x monokromatik pada
sebuah flat tipis terbuat dari berilium (dalam referensi lain carbon). Kemudian
untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang detektor.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa Sinar X yang telah
menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya dan kemudian terhambur dengan
sudut hamburan sebesar terhadap arah semula.
sinar X yang terhambur memiliki panjang gelombang yang
lebih besar dari panjang gelombang sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian
energinya terserap oleh elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan
energi foton sinar X yang terhambur menjadi (hf – hf’) dalam hal ini f > f’,
sedangkan panjang gelombang yang terhambur menjadi bertambah panjang.
Hasil penelitian oleh compton saat itu dianggap sebuah
hal yang menyimpang dari teori yang ada. Hal tersebut karena hasl tersebut tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori yang berlaku saat itu. Satu-satunya
cara untuk menjelaskan hal ini adalah dengan menganggap cahaya sebagai
gelombang. Sementara kala itu teori yang di yakini adalah teori undulasi dari
hyugens yang menyatakan bahwa cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber
yang bergetar,.Melalui eksperimen ini teori
korpuskuler kembali di tinjau dan dipertimbangkanoleh para ilmuan. Walaupun
pada akhirnya kedua teori undulasi dan korpuskuler dihubungkan dengan sebuah
teori dualitas partikel gelombang.
Peristiwa terhamburnya sinar x (foton) ketika menumbuk
elektron diam ini di namakan efek compton. Tajuk yang menjadi inti dari percobaan efek
compton adalah perubahan panjang gelomban foton setelah mengalami tumbukan
dengan elektron pada flat tipis, yang mana panjang gelombang tersebut kemudian
dirumuskan dengan persamaan :
Dengan adalah panjang gelombang sinar X sebelum
tumbukan, adalah panjang gelombang sinar X setelah
tumbukan. h adalah konstanta Planck (6,625 ×
10-34 Js). mo massa diam elektron
(9,1 × 10-31 kg), c kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1) dan sudut hamburan
sinar X terhadap arah semula.
Percobaan Geiger – Marsden
Awal mula percobaan Geiger – Marsden dilakukan oleh Rutherford bersama kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden untuk
membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh Thomson. Teori atom Thomson
menyatakan bahwa atom merupakan bola pejal bermuatan positif, yang dikelilingi
elektron dikulitnya dan kelemahan dari atom Thomson yaitu tidak menyatakan
gerakan elektron dalam atom serta tidak mampu menjelaskan mengenai adanya inti
atom.
Pada tahun 1909, Hans Geiger dan Ernest
Marsden dengan petunjuk dari Rutherford melakukan eksperimen di
Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk membuktikan kebenaran dari teori
atom yang dikemukakan oleh Thomson tersebut. Adapun skema dari percobaan Geiger – Marsden
seperti Gambar 2.
Pada percobaan tersebut partikel alfa (sinar alfa) yang bermuatan positif ditembakkan
pada lembaran lempeng (foil) emas yang tebalnya hanya 1/3000 inci (sangat
tipis) lalu melacak jejak partikel tersebut. Dari pengamatan tersebut kemudian diketahui
bahwa jika partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka
sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1
derajat). Namun dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu di antara
20.000 partikel alfa akan membelok dengan sudut 90 derajat atau bahkan lebih.
Berarti, ada partikel-partikel tertentu yang membelokkan partikel alfa. Jika
lempengan emas dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka dalam atom
emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif sehingga dapat
membelokkan atau memantulkan hamburan partikel alfa.
Pada percobaan lempeng emasnya tersebut Rutherford menyangkal model atom J. J. Thomson pada tahun 1911. Di mana berdasarkan gejala-gejala yang terjadi
pada percobaan, Ernest Rutherford dan kedua muridnya membuat beberapa
kesimpulan tentang atom dan isinya, yaitu:
1.
Atom terdiri dari inti
atom yang bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif.
2.
Elektron bergerak
mengelilingi inti atom
3.
Sebagian besar ruangan
dalam atom merupakan ruangan kosong sehingga massa atom terpusat pada inti atom
4.
Jumlah muatan positif
dan muatan negatif adalah sama, sehingga atom bersifat netral
Dari hasil kesimpulan tersebut
Rutherford mengusulkan suatu model atom yang dikenal sebagai model atom tata
surya sesuai dengan apa yang disimpulkan dari hasil percobaan.
Pada teori Rutherford juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan teori Rutherford adalah pada hasil percobaan
hamburan sinar alfa pada lapisan logam emas tipis bahwa sebagian partikel alfa
dapat diterusksan, dibelokkan dan dipantulkan.
§ Diteruskan artinya atom merupakan ruang kosong
§
Dibelokkan artinya
partikel alfa mendekati inti atom
§
Dipantulkan artinya
partikel alfa menabrak inti atom yang bermuatan positif
Selain
itu juga dapat menjelaskan ada nya inti atom yang bermuatan positif.
Kelemahan
dari teori Rutherford tentang elektron yang bergerak mengelilingi inti atom. Jika
elektron yang bermuatan negatif mengelilingi inti atom yang bermuatan positif
seharusnya elektron akan kehilangan energi karena adaya gaya tarik menarik
antara inti atom dan elektron sehingga akan jatuh ke inti atom. Tetapi hal
tersebut tidak dapat dijelaskan oleh Rutherford, karena elektron tetap stabil
mengelilingi inti atom. Sehingga hal ini bertentangan dengan teori Maxwell
mengenai hukum fisika klasik.
PERCOBAAN MILIKAN
Robert A. Milikan (1869 – 1953) melakukan percobaan
dengan meneteskan minyak melalui dua plat logam dengan beda potensial yang
dapat diatur sehingga gaya elektrolistrik mampu membuat tetes minyak berhenti.
Pada eksperimen tersebut, jatuhan minyak akan mengalami percepatan kebawah yang
disebabkan oleh gaya gravitasi dan pada saat yang sama gerak tetes minyak
tersebut dihambat oleh gaya stokes. Sehingga akan terjadi keseimbangan gaya –
gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik diantara dua plat konduktor
tersebut.
Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yaitu William
Conrad Rontgen pada tahun 1895, berhasil menemukan sinar-x atau sinar rontgen.
Penemuan sinar-x ini diilhami oleh percobaanpercobaan sebelumnya oleh J.J.
Thompson dan Heinrich Hertz. Percobaan Thompson mengenai tabung katoda dan
percobaan Hertz mengenai fotolistrik. Sinar x adalah pancaran gelombang
elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas,
cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang
gelombang yang sangat pendek
Setelah harga e/m untuk elektron diketahui dari
eksperimen tabung sinar katoda, selanjutnya diperlukan percobaan lain untuk
menentukannilai e dan m. Jika salah satu nilai tersebut diketahui maka nilai
yang lain dapat ditentukan. Pada tahun 1909, Robert Andrews Millikan dapat
memecahkan dilema tersebut melalui eksperimennya yaitu Eksperimen Tetes
Millikan.
Percobaan tetes minyak milikan dilakukan sebagai berikut :
Gambar 3: Eksperimen Milikan
1. Dengan
menggunakan alat penyemprot, minyak disemprotkan sehingga membentuk
tetesan-tetesan kecil. Sebagian tetes minyak akan melewati lubang pada pelat
atas dan jatuh karena tarikan grafitasi.
2.
Dengan
menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan, sehingga massa
minyak dapat diketahui
3. Radiasi
sinar X akan mengionkan gas di dalam silinder. Ionisasi akan menghasilkan
elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak, sehingga
tetes minyak menjadi bermuatan listrik negatif. Ada yang menyerap satu,dua,
atau lebih elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potansial, tetes-tetes
minyak tetap jatuh karena pengaruh grafitasi
4. Jika pelat
logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sebagai kutub negatif, maka
tetes minyak yang bermuatan negatif akan mengalami gaya tolak listrik. Sesuai
dengan hukum coloumb, tetes minyak yang mengikat lebih banyak elektron akan
tertolak lebih kuat. Pergerakan tetes minyak dapat menggunakan teropong. Dengan
mengatur beda potensial, tetes minyak dibuat mengambang. dalam keadaan seperti
itu berarti gaya tarik grafitasi sama dengan gaya tolak listrik
5. Melalui
percobaan tersebut, Milikan menemukan bahwa muatan tetes-tetes minyak selalu
merupakan kelipatan bulat dari suatu muatan tertentu, yaitu 1,602 x 10-19
coloumb. Millikan menyimpulkan bahwa muatan tersebut adalah muatan dari satu
elektron. Perbedaan muatan antar tetesan terjadi karena satu tetesan dapat
mengikat 1,2,3 atau lebih elektron.
Dengan telah diketahuinya muatan elektron, maka dapat
ditentukan massa elektron (m) yaitu dengan membagi nisbah muatan terhadap massa
(nilai e/m dari percobaan tabung sinar katoda) dengan muatan elektron.
Hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan
elektron –1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan (e)
Data Fisis Elektron :
e/m = 1.76 x 108 Coulomb/gram
e = 1.602 x 10-19 coulomb
maka massa elektron = 9.11 x 10-28 gram
EmoticonEmoticon