Sumber Gambar :zmescience.com
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat
(halilintar) kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, ....(QS 13:12)”
Pernahka kalian
melihat petir? apakah sebenarnya petir itu? dan bagaimana proses terjadinya
petir?. Ok. Kita akan membahasya dari pandangan sains.
Petir
merupakan salah satu penomena alam yaitu berupa kilatan cahaya di langit.
Sejatinya petir merupakan salah satu contoh dari gejalah listrik statik berupa
peristiwa pelepasan muatan-muatan listrik dari awan yang mengandung muatan
listrik berlebih ke bagian lain awan yang memiliki kandungan muatan listrik
yang lebih sedikit; atau dari awan ke permukaan tanah.
Pada
siklus air di alam ini, uap air akan berkumpul di atmosfer. Kumpulan uap air
inilah yang kita sebut dengan awan. Segumpalan awan dapat mengandung
berjuta-juta tetes air dan es yang menggantung di udara. Karena proses
penguapan dan kondensasi yang terus menerus berlangsung, tetes-tetes air di
awan akan selalu bertumbukan dengan titik-titik air yang sedang mengalami
proses pengembunan. Selain itu, tumbukan juga terjadi saat butiran-butiran es
jatuh ke bumi atau bergerak ke arah awan yang lebih rendah. Tumbukan ini
menyebabkan elektron terlempar keluar dari uap air yang sedang bergerak ke atas
sehingga menyebabkan terjadinya pemisahan muatan.
Elektron-elektron
yang terlempar akan berkumpul di bagian bawah awan, sehingga bagian tersebut
bermuatan negatif. Sementara itu uap air yang bergerak ke atas, yang mengalami
kehilangan elektron, akan berkumpul di bagian atas awan. Karena uap ini telah
kehilangan elektron, maka kumpulan uap air di bagian atas awan menyebabkan
bagian tersebut bermuatan positif.
Di
samping peristiwa tumbukan, proses pendinginan juga turut memberi andil pada
pengumpulan muatan-muatan di awan. Saat uap air yang bergerak ke atas mengalami
penurunan temperatur dan mulai mengalami pembekuan di bagian atas awan, uap air
beku ini menjadi bermuatan negatif sedangkan sisanya yang tidak membeku akan
bermuatan positif. Pada titik ini, adanya aliran udara yang bergerak ke atas
akan menyapu titik-titik air yang bermuatan positif dari es dan membawanya ke
puncak awan. Sementara itu, air beku yang tertinggal akan memiliki
kecenderungan untuk jatuh ke bagian bawah awan atau bahkan terus jatuh hingga
ke permukaan bumi.
Kedua
proses inilah, tumbukan dan pembekuan, yang menyebabkan sebuah awan dapat
mengalami pemisahan muatan secara ekstrem. Kumpulan muatan-muatan yang terpisah
secara ekstrem inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab dan pemicu
terjadinya petir.
Tatkala
pemisahan muatan terjadi pada sebuah awan, maka di dalam awan tersebut
terbentuk medan listrik. Seperti halnya pada awan, medan listrik akan bermuatan
negatif di bagian bawah dan positif di bagian atas.
Besarnya
medan listrik ini berkaitan langsung dengan jumlah muatan yang terkumpul pada
masing-masing bagian dalam awan. Saat peristiwa tumbukan dan proses pembekuan
berlangsung, jumlah muatan yang terbentuk semakin banyak dan medan listrik yang
tercipta juga semakin kuat.
Dan
gaya elektrostatis akan memaksa muatan negatif meloncat secara tiba-tiba dari
dasar awan ke pemukaan bumi dan terjadilah sambaran petir.
Fakta
lainyya menegnai petir aadalah petir melepaskan Energi yang lebih besar daripada yang dihasilkan oleh
seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana
petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di dalam tanur
untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang
dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas
yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan
menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu
permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Dengan kata lain, suhu
petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari.
EmoticonEmoticon