Makalah Peneltian Mixed Metode (penelitian Campuran)


Berikut Makalah Penelitian Mixed Metode atau peneltian campuran yang bisa anda gunakan untuk kepentingan pendidikan. pada makalah mixed metode ini dibahas beberapa pokok masalah yaitu pengertian, jenis, kelebihan, kekurangan dan contoh format proposal dari peneltian mixe metode.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa baik S 1, S 2 hingga S 3. Kegiatan penelitian mahasiswa yang wajib dilaksanakan adalah penelitian dalam rangka penyusunan skripsi bagi mahasiswa stata 1, tesis bagi mahasiswa Strata 2 dan desestasi bagi mahasiswa strata 3. Penelitian yang dilaksanakan tersebut adakalanya memang menemukan teori baru dan memberi kontribusi kepada masyarakat luas. Atau sekedar member kontribusi rekonstruksi ulang dari penelitian-penelitian terdahulu. Serta ada pula pengujian ulang sebuah teori dan penelitian yang bersifat mencari format teori yang paling relevan untuk diimplementasikan.
Perkembangan problematika social di masyarakat terlebih semakin kompleknya problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan, tentu jika tidak ingin problematika tersebut mengkristal dan menjadi ancaman bola salju (snow ball) maka harus segera ada upaya untuk mengidentifikasi problem agar problematika tersebut dapat lepas terurai satu persatu, selanjutnya diambilah upaya penentuan formula startegi pemecahannya. Salah satu cara untuk mengurai problematika yang berkembang di masyarakat dan dunia pendidikan yaitu penelitian. Penelitian menjadi sangat penting dalam rangka mencari solusi dalam segala macam persoalan. Dalam sebuah riset diperlukan kombinasi antara teori dan metodologi sehingga terciptalah tujuan penelitian yaitu kontribusi positif yakni pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian.[1][1]
Proposal penelitian merupakan bagian penting dalam proses peneltian untuk tesis. Proposal penelitian adalah rencana yang akan peneliti lakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, rencana penelitian harus dipaparkan dengan jelas dan tepat.[2][2]Agar memudahkan peneliti berpikir sismatis, maka format penulisan proposal penelitian dibagi menjadi tiga bagian, bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah pengertian dan perkembangan Mixed Methods?
2.      Bagaimanakah konsep teknik penelitian Mixed Methods?
3.      Bagaimanakah rancangan proposal penelitian Mixed Methods?
C.    TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dan perkembangan Mixed Methods.
2.      Untuk mengetahui konsep teknik penelitian Mixed Methods.
3.      Untuk mengetahui rancangan proposal penelitian Mixed Methods.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Perkembangan Penelitian Metode Campuran
Penelitian metode campuran (mixed methods)  merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan penelitian ini lebih kompleks tidak sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, dari pada melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuantitatif.[3][3]
Penggunaan metode campuran berbeda dengan penggunaan banyak metode. Pengertian pertama mencakup penggunaan beberapa metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan berbeda yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pengertian yang kedua menggunakan metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan yang sama, yaitu kuantitatif atau kualitatif. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metode campuran ialah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif (dapat sebaliknya). Penggunaan dalam penelitian yang dimaksud yaitu penelitian yang sedang dilaksanakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif yang digunakan sebagai bukti empiris dalam menjawab rumusan masalah penelitian. Konsekuensinya, dengan penggunaan metode campuran temuan penelitian akan lebih baik, lengkap dan komprehensif.

Berikut ini, antara lain adalah batasan/definisi dari beberapa ahli tentang penelitian metode campuran yang dikoleksi oleh Johnson, Onwuegbuzie, dan Turner (2007) sebagai berikut:
Tiga Paradigma Penelitian dan Subtipe Penelitian Metode Campuran

Konsep untuk menggabungkan/mencampur metode-metode yang berbeda, pada hakikatnya muncul ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (mutimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti-peneliti lain terdorong menggunakan matriks metode jamak untuk menguji kemungkinan digunakan pendekatan-jamak  (multiple approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak orang yang kemudian menggabungkan metode-metode sekaligus pendekatan-pendekatan yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya menggabungkan metode observasi dan wawancara untuk koleksi kumpulan data kualitiatif  dengan metode suvei tradisional untuk koleksi kumpulan data kuantitatif .
Dimungkinkannya sejumlah metode digabung/dicampur jadi satu telah menuntun para pakar untuk mengembangkan prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode gabungan/campuran, yang memiliki prosedurnya masing-masing. Istilah-istilah untuk menyebut rancangan metode gabungan/campuran pun masih beragam, seperti multi-method, convergence, integrated, dan combined.
Popularitas penggunaan penelitian dengan menggunakan metode campuran dewasa ini, diawali oleh beberapa fase perkembangan. Pertama, periode formatif (1950-an s.d 1980-an). Pada periode ini penggunaan penelitian campuran masih bersifat tentatif, maksudnya peneliti menggunakan metode ini baru memulai uji coba serta masih kurang memperhatikan paradigma yang harus digunakan dalam mencampur metode. Kedua, periode perdebatan paradigma (1970-an s.d 1980-an). Pada periode ini para ahli memulai memunculkan isu-isu yang berkaitan dengan paradigma cara menggabung metode secara benar. Kemudian mulai memperdebatkan pengakuan dalam dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti menggunakan metode campuran. Ketiga, periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada periode ini para ahli sudah memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan metode campuran. Para ahli memikirkan merancang desain penelitian yang dapat diterima dalam dunia ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang sudah berlangsung selama ini. Keempat, periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada periode ini para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian campuran sebagai metode yang tersendiri dengan segala konsekuensi sebagai sebuah metode penelitian sebagaimana metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang selama ini sudah dikenal dan digunakan oleh para peneliti di seluruh dunia.[4][4]
B.       Konsep Penelitian Mixed Methode (Metode Campuran)
Penentuan pendekatan penelitian metode campuran didorong oleh asumsi-asumsi filosofis, yaitu epistemologis dan ontologis. Lebih lanjut asumsi-asumsi filosofis ini membentuk persepsi yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan secara mendasar antara penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan prinsip filosofis ini menimbulkan kompetisi yang kemudian disebut sebagai paradigma yang menuntut masing-masing metode yang berbeda.[5][5]
Brymman dalam Sarwono (2011) menyatakan bahwa masalah perbedaan filosofis tidak sesederhana ini dan menjadi semakin kompleks. Sebab, masing-masing aliran filosofis tersebut ternyata mendefinisikan penelitian justru bukan alirannya sendiri. Peneliti kualitatif yang berusaha mendefinisikan penelitian kuantitatif didasarkan pada kaca mata mereka sendiri sehingga terjadi perbedaan antara kedua pendekatan ini semakin menjadi kompleks. 
Penelitian kuantitatif berkiblat kepada aliran positivisme, sehingga muncul sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kuantitatif yaitu metode tradisional, positivistik, scientific, dan metode discovery. Sedangkan penelitian kualitatif berkiblat kepada aliran post-positivistik, sehingga muncul sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kualitatif yaitu sebagai metode baru, postpositistik, artistik, dan interpretatif (Sugiyono, 2010).
Perdebatan mengenai paradigma dapat tidaknya peneliti mencampur penelitian pendekatan kuantitatif dan penelitian pendekatan kualitatif, tidak serta merta mereda. Terdapat tiga aliran besar yang menyikapi masalah ini, yaitu pandangan kelompok beraliran keras, pandangan kelompok pragmatis, dan pandangan kelompok dialektis.
Pandangan kelompok garis keras, berpendapat bahwa mencampur kedua pendekatan merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan, karena filsafat yang mendasari tiap-tiap pendekatan berbeda. Filsafat positivisme sebagai payung pendekatan penelitian kuantitatif berpandangan bahwa realitas kehidupan dapat diketahui secara objektif dan dalam tataran tertentu dapat dilihat dari hubungann sebab-akibat. Sementara itu, penganut pendekatan kualitatif berpandangan bahwa kenyataan kehidupan padat dibangun secara sosial dan hanya dapat diketahui dari beberapa sudut pandang yang subjektif. Itulah sebabnya sebuah penelitian dianggap tidak akan pernah bebas nilai. Jika kedua pandangan tersebut diperhadapkan maka diketahui bahwa keduanya bertentangan satu dengan lainnya. Konsekuensinya sulit untuk menggabung kedua pandangan yang bertolak belakang.
Pandangan kelompok pragmatis, memandang persoalan penggabungan ini didasarkan sudut pandang kegunaan praktis. Tashakhori dan Teddie (ed), (2003) menyatakan bahwa pendekatan metodologi dan filosofis apa saja akan dapat bekerja untuk masalah penelitian dalam suatu kajian tertentu. Sementara itu, Patton dalam Sarwono (2011) mengatakan bahwa desain penelitian dan keputusan-keputusan implementasinya dibuat sesuai dengan metode mana yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam suatu penelitian tertentu. Oleh karena itu, dalam pendangan kelompok pragmatis penggabungan metode umumnya memikirkan teknik dan prosedur apa yang terbaik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian tertentu. Dengan demikian, penggabungan metode yang berbeda dapat dilakukan dalam kajian tertentu jika seseorang peneliti memutuskan bahwa penggabungan tersebut akan membantu membuat koleksi dan analisis data menjadi semakin akurat dan inferensinya akan menjadi lebih bermanfaat.[6][6]
Pandangan kelompok  dialektis, cenderung untuk mencari manfaat sinergis dari paradigma positivisme dan postpositivisme. Hal ini didasarkan bahwa dengan menemukan titik temu antara dua pandangan yang berbeda akan memberikan manfaat bagi peneliti yang menggunakan pendekatan gabungan. Asumsi yang digunakan ialah penelitian dengan menggunakan campuran akan menjadi lebih kuat karena pemahaman terhadap gejala yang dikaji akan menjadi lebih lengkap. Selanjutnya, para peneliti kelompok pandangan dialektis, percaya bahwa menjadi lebih etis untuk mencampur metode untuk menghadirkan pluralitas kepentingan, suara dan perspektif. Inti pandangan dialektis ialah adanya kesadaran akan manfaat dari sinergi dua pandangan yang berbeda mengenai realitas pengetahuan dan posisi nilai dalam suatu penelitian.
Pola pikir yang perlu dimiliki oleh para peneliti adalah bahwa penggunaan pendekatan penelitian campuran semata-mata diperuntukkan demi tercapainya manfaat yang sama dan ketepatan tujuan sebagaimana ditekankan oleh kelompok pragmatis, tetapi melalui pendekatan yang saling melengkapi. Kesadaran pandangan kelompok pragmatis dan dialektis bahwa memang tidak mungkin membuat kedua pendekatan yang berbeda menjadi sama, tetapi di antara ketidaksamaan ini terdapat hal-hal yang masih dapat diambil manfaatnya jika dipandang dari pragmatisme dan dialekisme. Berikut ini adalah gambaran pendekatan-pendekatan penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.
Tabel 4.1
Pendekatan-Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran
Kecenderungan
Pendekatan
Kualitatif
Pendekatan
Kuantitatif
Pendekatan Metode Campuran
· Menggunakan asumsi-asumsi filosofis ini
· Klain-klaim pengetahuan konstruktivis/advokasi/ partisipatoris
· Klaim-klaim pengetahuan post-positivis
· Klain-klaim pengetahuan pragmatis
· Menggunakan starategi-strategi penelitian ini
· Fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan naratif
· Survei dan eksperimen
· Sekuensial, konkuren, dan transformatif
· Menerapkan metode-metode ini
· Pertanyaan-pertanyaan terbuka, pendekatan-pendekaran yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging) data tekstual dan gambar
· Pertanyaan-pertanyaan terbuka, pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan sebelumnya), data berupa angka-angka
· Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka dan tertutup pendekatan-pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan sebelumnya (predetermined) , analisis data kuantitatif dan data kualitatif
· Menerapkan praktik-praktik penelitian ini
· Posisi-posisi dia
· Mengumpulkan makna dari para partisipan
· Fokus pada satu konsep atau fenomenon
· Membawa nilai-nilai pribadi ke dalam penelitian
· Meneliti konteks atau setting pertisipan
· Memvalidasi akurasi penemuam-penemuan
· Menginterpretasi data
· Membuat agenda perubahan atau reformasi
· Berkolaborasi dengan partisipan
· Menguji/ memverifikasi teori atau penjelasan
· Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
· Menghubungkan variabel-variabel dalam rumusan masalah dan hipotesis penelitian
· Menggunakan standar-standar validitas dan reliabilitas
· Mengobservasi dan mengukur informasi secara numerik (angka-angka)
· Menerapkan pendekatan-pendekatan yang bebas-bias
· Menerapkan peosedur-prosedur statistik
· Mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif
· Membuat rasionalisasi atas digabungkannya dua data
· Menggabungkan data pada tahap-tahap penelitian yang berbeda
· Menyajikan gambaran visual tentang prosedur-prosedur
· Menerapkan praktik-praktik kuantitatif dan kualitatif
                                                                   Sumber : Creswell (2009:17)
Kehati-hatian peneliti dalam memilih pendekatan penelitian sangat diperlukan, sebab setiap pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan. Pengetahuan akan kekuatan dan kelemahan berbagai pendekatan, memungkinkan peneliti dapat meningkatan kecermatannya dalam pemilihan pendekatan penelitian dimaksud. Berikut ini dikemukakan kekuatan dan kelemahan pendekatan penelitian campuran, sebagaimana dikemukakan oleh Sarwono (2011).
Kekuatan-kekuatan pendekatan penelitian campuran
1.      Penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi dapat digunakan untuk memperkaya eksplanasi makna angka-angka yang ada
2.       Angka dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi.
3.       Mengakomodasi kekuatan-kekuatan penelitian kuantitatif dan kualitatif
4.      Peneliti dapat menciptalan dan menguji “grounded theory
5.       Peneliti dapat menjawab secara lebih luas jangkauan pertanyaan-pertanyaan penelitian karena peneliti tidak terkekang dengan satu metode atau pendekatan
6.       Peneliti dapat menggunakan kekuatan-kekuatan metode tambahan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada metode yang lain dengan menggunakan kedua metode yang berbeda dalam kajian penelitiannya.
7.       Peneliti dapat memberikan bukti yang lebih kuat untuk membuat kesimpulan yang diperoleh melalui konvergensi dan kolaborasi temuan-temuan.
8.       Peneliti tambah menambah wawasan dan pemahaman yang mungkin terluput jika hanya menggunakan satu metode tunggal
9.      Dengan menggunakan metode campuran, maka generalisasi hasil dapat ditingkatkan.
10.  Pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan bersama akan menghasilkan pengetahuan yang lebih lengkap yang diperlukan untuk menginformasikan teori dan praktik.
Kelemahan-kelemahan pendekatan penelitian campuran
1.      Jika melakukan hanya satu penelitian, maka yang bersangkutan akan menemukan kesulitan karena harus melakukan penelitian dengan dua metode yang berbeda apalagi jika penelitian gabungan dilakukan secara bersamaan.
2.      Peneliti harus belajar berbagai metode dan pendekatan dan memahami bagaimana caranya menggabung kedua metode berbeda tersebut secara tepat
3.      Para penganut aliran satu metode menganjurkan bahwa sebaiknya seorang peneliti harus selalu hanya menggunakan satu pendekatan saja, kuantitatif atau kualitatif saja.
4.      Biaya penelitian akan menjadi lebih mahal.
5.      Waktu yang digunakan akan menjadi lebih lama.
6.      Detail-detail tertentu akan tetap harus dikerjakan oleh ahli metodologi penelitian,
Creswell (2010) mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam dua kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial, yang terdiri atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial, dan strategi transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren. [7][7]Visualisasi kedua kelompok metode tersebut seperti terlihat pada Gambar berikut ini:
Setiap strategi metode campuran dideskripsikan dengan notasi-notasi yang sudah lazim digunakan dalam ranah metode campuran. Notasi metode campuran merupakan label-label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek  penting yang dapat digunakan oleh para peneliti untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur metode campuran dengan mudah. Berikut ini adalah notasi yang diadaptasi Creswell dari Morse (1991,  Tashakkori dan Teddlie (ed), (2010). [8][8]

1.        Strategi Eksplanatoris Sekuensial
Strategi eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data yang lebih condong pada kuantitatif pada tahap pertama, kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif. Bobot/prioritas lebih diberikan pada data kuantitatif  ketimbang kualitatif. Proses pencampuran data dalam strategi ini terjadi ketika hasil awal kuantitatif menginformasikan proses pengumpulan data kualitatif. Untuk itulah dua jenis data ini terpisah namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa saja disajikan, tetapi bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruhan prosedur. Rancangan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil kuantitatif berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data kualitatif. [9][9]
2.        Strategi Eksploratoris Sekuensial
Strategi eksploratoris sekuensial melibatkan pengumpulan data kualitataif pada tahap pertama, kemudian diikuti oleh pengumulan dan analisis data kuantitataif pada tahap kedua disarkan pada hasil-hasil tahap pertama. Bobot/prioritas  lebih cenderung pada tahap pertama dan proses percampuran antarkedua metode terjadi ketika peneliti menghubungkan antara analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Strategi ini, bisa atau tidak bisa, diimplementasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu. [10][10]
Pada level yang paling dasar, tujuan strategi ini adalah menggunakan data dan hasil-hasil kuantitif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. Fokus utama dalam strategi ini adalah mengeksplorasi suatu fenomena, dan strategi ini cocok digunakan untuk menguji elemen-elemen dari suatu teori yang dihasilkan dari tahap kualitatif. Lebih dari itu, strategi ini juga dapat digunakan untuk melakukan generalisasi atas penemuan-penemuan kualitatif pada sampel-sampel yang berbeda.
3.        Strategi Transformatif Sekuensial
Strategi transformatif sekuensial merupakan proyek dua tahap dengan perspektif teoretis tertentu. Strategi ini terdiri atas tahap pertama (baik itu kuantitatif maupun kualitatif) yang diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun kualitatif).
Perspektif ini dapat membentuk rumusan masalah yang akan dieksplorasi, menciptakan sensitivitas  pengumpulan data dari kelompok-kelompok marginal, dan diakhiri dengan ajakan akan perubahan. Proses pencampuran, dalam strategi ini terjadi ketika menggabungakn antardua metode penelitian, seperti yang dilakukan dalam strategi sekuensial sebelumnya.[11][11]
Tujuan strategi ini adalah untuk menerapkan perspektif teoretis peneliti. Dengan diterapkannya penelitian dua tahap dalam strategi ini, peneliti dapat diharapkan dapat menyuarakan perspektif-perspektif yang berbeda, memberikan advokasi yang lebih baik kepada partisipan, atau memahami suatu fenomena dengan lebih baik.
4.      Strategi Triangulasi Konkuren
Peneliti, dalam strategi triangulasi konkueren mengumpulkan data  kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Strategi ini pada umumnya menerapkan metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah untuk menutupi/menyeimbangkan kelemahan-kelemahan satu metode dengan kekuatan-kekuatan metode lain (atau sebaliknya, kekuatan satu metode menambah kekuatan metode yang lain).[12][12]
Pencampuran pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi satu (seperti mentransfornasi satu jenis data menjadi jenis data lain, sehingga keduanya dapat mudah diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau mengkomparasikan hasi-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Strategi ini bermanfaat, selain karena sudah populer di kalangan peneliti, strategi ini dapat menghasilkan penemuan yang substantif dan benar-benar tervalidasi.
5.      Strategi Embedded Konkuren
Strategi embedded dicirikan sebagai metode campuran yang menerapkan satu-tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu,. Perbedaan dengan strategi lain, adalah bahwa strategi embedded memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran pendukung dalam posedur-prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang diprioritaskan (kuantitatif atau kualitatif) dilekatkan (embedded) atau disarangkan (nested) ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif. Pelekatan (embedded) ini dapat berarti bahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dari metode primer. Pencampuran dua data terjadi ketika peneliti mengkomparasikan satu sumber data dengan sumber data yang lain, biasanya pencampuran ini banyak muncul dalam bagian pembahasan penelitian. Strategi ini dapat digunakan agar peneliti dapat memperoleh pesrspektif-perspektif yang lebih luas karena tidak hanya menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga menggunakan dua metode yang berbeda.[13][13]
6.      Strategi Transformatif Konkuren
Strategi transformatif konkuren diterapkan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara serempak serta didasarkan pada persepektif teoretis tertentu. Perspektif ini dapat berorientasi pada ideologi-ideologi seperti teori kritis, advokasi, penelitian partisipatoris, atau pada kerangka konseptual tertentu. Perspektif ini biasanya direfleksikan  dalam tujuan penelitian atau rumusan masalah, Perspektif ini pula, bahkan yang akan, menjadi kekuatan utama dalam mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan rancangan dan sumber sumber data, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan hasil penelitian. Selain itu, strategi transformatif juga dapat diterapkan dalam konteks strategi-strategi konkuren lain, seperti triangulasi dan embedded. Penerapan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi perspektif teoretis yang dibawanya.[14][14]
Proses pencampuran (mixing) dalam strategi ini terjadi ketika peneliti meleburkan, menghubungkan, atau melekatkan dua data yang berbeda. Strategi transformatif konkuren ini saling berbagi fitur dengan strategi embedded dan triangulasi, maka ketiga strategi ini pun juga saling berbagi kelemahan dan kelebihan masing-masing. Nilai lebih strategi ini ialah karena strategi ini telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif, yang membuatnya tampak menarik bagi para peneliti yang menggunakan perspektif transformatif untuk memandu penelitiannya.

C.      Menyusun Proposal Penelitian Metode Campuran
Dalam menyusun proposal metode campuran (mixed methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan proposal kualitatif dan kuantitatif. Dengan ilustrasi yang akan penulis paparkan di bawah ini.[15][15]
Format ini menunjukan bahwa peneliti menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya, tujuan penelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran. Untuk itu, sangat penting dijelaskan alasan-alasan diterapkanya pendekatan metode campuran dan mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari rancangan ini, seperti jenis/ strategi metode campuran, gambaran visual prosedur-prosedur penelitian secara umum, dan prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut
Kekurangan-kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan satu kekurangan yang membuat peneliti merasa perlu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat penelitian yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan Penelitian
Tujuan atau manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya metode campuran
Rumusan masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif, rumusan masalah kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan filosofis  tentang penelitian metode campuran
Tinjauan pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dan tinjauan metode campuran)
Metode Campuran
Definisi penelitian metode campuran
Jenis rancangan yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan mengggunakan rancangan ini dan bagaimana menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Contoh-contoh penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan penyertaan diagram visual.
Pengumpulan dan analisis data kuantitatif
Pengumpulan dan analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data kuantitatif dan kualitatif.
Sumber-sumber dan skill-skill/track record peneliti.
Isu-isu etis yang mungkin muncul.
Catatan waktu dalam penyelesaian penelitian.
Referensi dan lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian, protokol penelitian, dan bentuk-bentuk visual lain.
 
Sumber Creswell, 2003
1.    BagianAwal
Halaman Sampul ( Cover ) memuat;
(a)      Tulisan “ Proposal Penelitian”
(b)      JudulPenelitian
(c)      Nama mahasiswa, ditulis lengkap ( tanpa tulisan ; oleh, gelar),
(d)     Nomor induk mahasiswa
(e)      Nama dosen pembimbing
(f)       Nomor identitas pegawai ( NIP) dosen
(g)      Nama lengkap lembaga: ( contoh ), Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
(h)      Tahun ajaran.
2.    BagianInti

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah.  
Membeberkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu,
dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan, dan keuntungan apa yang akan diperoleh bila diteiliti. Diungkapkan juga kedudukan masalah tersebut dalam wilayah bidang studi yang ditekuni peneliti. Pemunculan masalah dan perlu ditunjang oleh hasil studi kepustakaan.[16][16]   
B.       Rumusan Masalah
Untuk merumuskan masalah peneliti perlu punya penguasaan pengetahuan yang luas. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang terkait beserta definisi operasionalnya. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam kalimat tanya, setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti dan kaitan antara satu variabel dengan yang lainnya. Definisi operasional harus menghasilkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteiliti, yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian.       [17][17]
Penelitian campuran seharusnya dimulai dengan rumusan masalah yang memang dirancang khusus untuk peneliatian metode campuran. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk metode dan rancangan penelitian yang benar-benar seduai dan utuh. Karena peneliti metode campuran sering kali bertumpu pada salah satu dari sua desain yang lain yaitu kualitatif dan kuantitatif. Maka kombinasi atas dua rancangan ini bisa jadi memberikan informasi yang berguna dalam membuat rumusan masalah dan hipotesa metode campuran[18][18]
C.       Tujuan Penelitian  
Tujuan menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. T
ujuan penelitian harus konsisten dengan perumusan masalah dan proses penelitiannya. Rumusan tujuan tidak sama dengan maksud penulisan tesis atau disertasi. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan apa yang ingin disampai peneliti, dirumuskan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dirumuskan dalam butir-butir.[19][19]
D.       Manfaat Penelitian
1.      Manfaat teoretis, menjelaskan dalil, kaidah (kalau bisa), minimal prinsip yang diharapkan dihasilkan dari penelitian tersebut. Hasilnya harus secara eksplisit dinyatakan dalam bab kesimpulan.
2.      Manfaat praktis, menjelaskan kemungkinan digunakan hasil penelitian oleh pihak-pihak tertentu. Hasilnya secara eksplisit dinyatakan dalam rekomendasi.[20][20]
E.        Hipotesis Penelitian (Jika Ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diteliti, dijabarkan dari landasan teori tetapi harus diuji kebenarannya. Diterima atau ditolak. Hipotesis dibuat dalam penelitian analisis, dalam penelitian deskriptif tidak perlu dibuat. Hipoteisis dirumuskan dalam kalimat afirmatif.[21][21]
Dalam metode campuran (mixed methods) hopotesis juga harus dipersiapkan dan dirancang memang untuk hipotesis penelitian campuran.[22][22]
F.        Asumsi Penelitian (Jika Ada)
Asumsi merupakan titik pangkal dalam penelitian tesis. Asumsi dapat berupa teori, evidensi, atau pemikiran peneliti sendiri, yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya minimal dalam kaitan dengan masalah yang diteliti. Asumsi merupakan landasan bagi hipotesis, dan dirumuskan dalam kalimat deklaratif.[23][23]
G.       Ruang Lingkup Penelitian
Sub bagian ini diperuntukan bagi penelitian yang menggukan pendekatan kuantitatif disamping itu juga bisa diterapkan bagi yang menggunakan metode campuaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran dari jabaran variabel hingga membentuk indikator dari masing-masing variabel yang secara teoritis dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu, pada bagian ini hendaknya disajikan tabel tentang jabaran variabel, jika memungkinkan jabaran sub variabel, dan indikator fariabel penelitian. Disamping jabaran variabel hingga indikator variabel penelitian. Pada bagian ini juga dikemukakan lokasi penelitian beserta diskripsi dari populasi atau subyek penelitian.[24][24]
H.       Orisinalitas Penelitian
Bagian ini menyajikan pebedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal demikian diperlukan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama. Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang membedakan antara penelitian kita dengan penelitian-penelitian terdahulu. Dalam bagian ini akan lebih mudah dipahami, jika peneliti menyajikan dalam bentuk tabel.[25][25]
I.          Defenisi Operasional (menjelaskan)
1.      Berisi rumusan tentang variabel/aspek dan hubungan antar variabel/aspek yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang dapat diukur/diamati.         
2.      Menggambarkan hierarki dan keluasan segi yang dicakup oleh variabel/aspek tersebut
3.      Definisi variabel/aspek menjadi acuan dalam menyusun instrumen. Definisi hubungan antarvariabel/aspek menjadi acuan dalam analisis statistik/analisis rasional.[26][26]       
4.      Untuk penelitian kualitatif cukup dalam bentuk penjelasan istilah.
BAB  II  KAJIAN  PUSTAKA
A.       LandasanTeoritik
Landasan teori berisi tentang pembahasan teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengkaji atau menganalisis masalah penelitian. Landasan teori memuat deskripsi teoritik, penelitiann yang relevan, dan kerangka berpikir. Kristalisasi teori dapat berupa defenisi atau proposisi yang menyajikan pandangan tentang fokus penelitian yang disusun secara sitematis dengan tujuan untuk memberikan eksplanasi dan prediksi mengenai suatu fenomena. Teori dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai pisau analisis data.
B.       Kajian Teori Dalam Prespektif Islam
Pada sub bab ini mengkaji variabel-variabel penelitian dalam sudut pandang Islam atau dalam prespektif Islam. Kajian dapat bersumber dari Al-qur’an, Hadits, kitab-kitab hasil karya ilmuan Islam atau referensi-referensi yang berperspektif Islam.
C.       Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikir peneliti yang dimaksudkan untuk menyusun reka pemecahan masalah (jawaban pertanyaan penelitian) berdasarkan teori yang dikaji. Kerangka berpikir memuat unsur-unsur berikut.
1.      Penjelasan variabel yang diteliti,
2.      Menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasarinya,
3.      Kerangka berpikir disajikan dalam bentuk gambar atau bagan.









BAB  III METODE PENELITIAN
A.       Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian merupakan strategi yang
digunakan oleh peneliti untuk mengatur kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penjelasanmengenai rancangan atau desain penelitian perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian.         
Pada rancangan penelitian eksperimental, rancangan penelitian
yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
mempengaruhi variabel-variabel terikat (variabel Y) pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacupada hipotesa yang akan diuji.       Pada penelitian non eksperimental, bahasan dalam subbab.
Rancangan Penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yangdilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya. Apakah jenis korelasi,survei penelitian historis, penelitian eksplanatoris, deskriptif,eksploratoris, dan komparasi kausal.[27][27]
B.       Variabel Penelitian.
Variabel penelitian adalah atribut penelitian yang akan diukur. Pada bagian ini menjelaskan mengenai jenis dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
C.       Populasi dan Sampel
Menjelaskan populasi dan sampel yang digunakan disertai alasan dan pertimbangan pemilihannya. Dijelaskan pula teknik penentuan sampel yang digunakan serta prosedur pengambilannya disertai alasan penggunaan prosedur tersebut.
Populasi adalah semua individu atau unit atau peristiwa yang
ditetapkan sebagai subyek pene
litian yang memiliki karakteristik
tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh
peneliti
. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.
D.       Pengumpulan Data
Menjelaskan teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan disertai alasan pemilihannya. Berkenaan dengan instrumen juga dijelaskan jenis instrumen yang digunakan disertai langkah-langkah pengembangannya.
Pada bagian ini memuat (a) cara dan langkah_langkah pengambilan
data,
(b) kualifikasi dan jumlah petugas yang akan mengambil data, (c) jadwal pengambilan data.
E.        Instrumen Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan instrumen yang instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan prosedur pengembangan instrumen penelitian atau pemilihan alat dan bahan untuk mengukur variabel. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dapat diambil dari instrumen yang sudah baku, atau instrumen yang sudah baku kemudian diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan konteks penelitian. Peneliti juga dapat mengembangkan instrument penelitian sendiri. Jika instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian yang sudah baku dan dilakukan adaptasi, penelitian tidak perlu menjabarkan variabel lagi. Akan tetapi jika instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian
yang diadaptasi atau mengembangkan sendiri, maka perlu dijabarkan variabel penelitiannya. Selain itu, peneliti perlu menjelaskan atau
memaparkan cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan.           
Dalam penelitian eksperimen, selain peneliti menjelaskan instrumen penelitian untuk mengukur, peneliti juga perlu menjelaskan instrumen perlakuan dan bagaimana prosedur mengembangkan instrumen perlakuan penelitian tersebut. Instrumen perlakuan adalah alat atau pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Instrumen perlakuan juga menjadi pengontrol kevalidan prosedur eksperimen dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen.[28][28]           
F.        Uji validitas dan reliabilitas
Sebagai alat ukur variabel penelitian, lnstrumen penelitian harus memenuhi unsur kehandalan dan keakuratan dengan ditunjukkan
tingkat reliabilitas (kehandalan) dan tingkat validitas (keakuratan) instrumen. Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses dan hasil uji validitas instrumen penelitian.
G.       Prosedur Penelitian ( untuk rancangan eksprimen )
Dalam prosedur penelitian memuat tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
H.       Analisa Data
1.      Analisis Data Kuantitatif
Langkah awal bisa mendahulukan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data berkenaan dengan pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis penelitian. Rumusan hipotesis menentukan teknik statistik yang digunakan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan penelitian. Uraian tentang teknik analisis data mencakup penjelasan deskripsi data, uji persyaratan analisis, atau uji hipotesis. Jika ada hipotesis maka bagian akhir penjelasan analisis data dikemukakan rumusan hipotesis statistik.
2.      Analisis data kualitatif
Pada tahap kualitatif ini, teknik analisa data  lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahapan memasuki lapangan dengan  grand tour dan minitour quation, analisidatanya dengan analisis domain. Tahap kedua menentukan focus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan  structural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis tema. Jadi analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses  data reduction, data display dan verification.[29][29]
3.      Pencampuran data kuantitatif dan kualitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.
3.    BagianAkhir
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian Daftar Pustaka memuat tentang semua referensi dan sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian dan disusun dengan kaidah penulisan Daftar Pustaka yang digunakan pada penulisan proposal atau tulisan ilmiah lainnya."> LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Lampiran memuat tentang hal-hal lain yang tidak termuat dalam penulisan proposal misalanya lampiran jadwal dan anggaran biaya penelitian dan lain-lain.

A.  PENUTUP
Penulisan makalah ini menurut penulis tentu bukan satu-satunya sumber yang baku dalam penulisan proposal penelitian kuantitatif oleh karena makalah ini isinya masih jauh dari kesempurnaan, namun jika pembaca merasa makalah ini cukup bermanfaat sebagai salah satu sumber inspirasi penulisan proposal penelitian maka setiap ada kata dan kalimat yang belum sempurna dalam penulisan ini penulis dengan lapang dada menerima masukan yang berharga itu.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

1.      Penelitian metode campuran (mixed methods)  merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.
2.      Creswell (2010) mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam dua kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial, yang terdiri atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial, dan strategi transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren.
3.      Dalam menyusun proposal metode campuran (mixed methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan proposal kualitatif dan kuantitatif.
  Format ini menunjukan bahwa peneliti menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya, tujuan penelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran.
CONTOH FORMAT PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut
Kekurangan-kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan satu kekurangan yang membuat peneliti merasa perlu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat penelitian yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan Penelitian
Tujuan atau manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya metode campuran
Rumusan masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif, rumusan masalah kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan filosofis  tentang penelitian metode campuran
Tinjauan pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dan tinjauan metode campuran)
Metode Campuran
Definisi penelitian metode campuran
Jenis rancangan yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan mengggunakan rancangan ini dan bagaimana menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Contoh-contoh penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan penyertaan diagram visual.
Pengumpulan dan analisis data kuantitatif
Pengumpulan dan analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data kuantitatif dan kualitatif.
Sumber-sumber dan skill-skill/track record peneliti.
Isu-isu etis yang mungkin muncul.
Catatan waktu dalam penyelesaian penelitian.
Referensi dan lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian, protokol penelitian, dan bentuk-bentuk visual lain.

DAFTAR PUSTAKA
Jan Jonker, Bartijan JW Pening, Sri Wahyuni, “Metodologi Penelitian Panduan untuk Master dan Ph.D di Bidang Manajemen”.2011, Jakarta, Salemba Empat

John W Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods” terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar

Darmawan  Deni,Metode penelitian kuantitatif, 2014, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

Sukmadinata  Syaodih  Nana, Metode Penelitian Pendidikan, 2015,Bandng: PT.Remaja Rosdakaya,

Team Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis, Disertasi dan Makalah ,2015 Malang: Pasca UIN Maulana Malik Ibrahin

Counsue/o G.Sevilla et.all,Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu,      Jakarta: Ui Press,
Bungin M.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif,  1999, Jakarta: Kencana Prenada        Media Group, 2006
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian;Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, 2002, Bandung: Gaja Mada University Press,
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, 2002, Jakarta: PT.Rincka Cipta
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 2014  Bandung : CV. Alvabeta

Download makalah ini melalui link berikut : Download

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon