Berikut Makalah Penelitian Mixed Metode atau peneltian campuran yang bisa anda gunakan untuk kepentingan pendidikan. pada makalah mixed metode ini dibahas beberapa pokok masalah yaitu pengertian, jenis, kelebihan, kekurangan dan contoh format proposal dari peneltian mixe metode.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa baik S 1, S 2 hingga S 3. Kegiatan penelitian
mahasiswa yang wajib dilaksanakan adalah penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi bagi mahasiswa stata 1, tesis bagi mahasiswa Strata 2 dan desestasi
bagi mahasiswa strata 3. Penelitian yang dilaksanakan tersebut adakalanya
memang menemukan teori baru dan memberi kontribusi kepada masyarakat luas. Atau
sekedar member kontribusi rekonstruksi ulang dari penelitian-penelitian
terdahulu. Serta ada pula pengujian ulang sebuah teori dan penelitian yang
bersifat mencari format teori yang paling relevan untuk diimplementasikan.
Perkembangan problematika social di masyarakat
terlebih semakin kompleknya problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan,
tentu jika tidak ingin problematika tersebut mengkristal dan menjadi ancaman
bola salju (snow ball) maka harus segera ada upaya untuk mengidentifikasi
problem agar problematika tersebut dapat lepas terurai satu persatu,
selanjutnya diambilah upaya penentuan formula startegi pemecahannya. Salah satu
cara untuk mengurai problematika yang berkembang di masyarakat dan dunia
pendidikan yaitu penelitian. Penelitian menjadi sangat penting dalam rangka
mencari solusi dalam segala macam persoalan. Dalam sebuah riset diperlukan
kombinasi antara teori dan metodologi sehingga terciptalah tujuan penelitian
yaitu kontribusi positif yakni pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh obyek
penelitian.[1][1]
Proposal penelitian merupakan bagian penting dalam proses
peneltian untuk tesis. Proposal penelitian adalah rencana yang akan peneliti
lakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan mencapai tujuan
penelitian. Oleh karena itu, rencana penelitian harus dipaparkan dengan jelas
dan tepat.[2][2]Agar memudahkan peneliti
berpikir sismatis, maka format penulisan proposal penelitian dibagi menjadi
tiga bagian, bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah
pengertian dan perkembangan Mixed Methods?
2. Bagaimanakah
konsep teknik penelitian Mixed Methods?
3. Bagaimanakah
rancangan proposal penelitian Mixed Methods?
C. TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dan perkembangan Mixed Methods.
2. Untuk mengetahui
konsep teknik penelitian Mixed Methods.
3. Untuk
mengetahui rancangan proposal penelitian Mixed Methods.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Perkembangan
Penelitian Metode Campuran
Penelitian
metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua
pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan penelitian ini lebih
kompleks tidak sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, dari pada
melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif
sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang
penelitian kualitatif dan kuantitatif.[3][3]
Penggunaan metode campuran berbeda
dengan penggunaan banyak metode. Pengertian pertama mencakup penggunaan
beberapa metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan berbeda
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pengertian yang kedua menggunakan
metode dalam konteks penelitian yang menggunakan pendekatan yang sama, yaitu
kuantitatif atau kualitatif. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metode
campuran ialah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua
pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan kualitatif atau kuantitatif (dapat
sebaliknya). Penggunaan dalam penelitian yang dimaksud yaitu penelitian yang
sedang dilaksanakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan sebagai bukti empiris dalam menjawab rumusan masalah penelitian.
Konsekuensinya, dengan penggunaan metode campuran temuan penelitian akan lebih
baik, lengkap dan komprehensif.
Berikut ini, antara lain adalah
batasan/definisi dari beberapa ahli tentang penelitian metode campuran yang
dikoleksi oleh Johnson, Onwuegbuzie, dan Turner (2007) sebagai berikut:
Tiga Paradigma Penelitian dan
Subtipe Penelitian Metode Campuran
Konsep
untuk menggabungkan/mencampur metode-metode yang berbeda, pada hakikatnya
muncul ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (mutimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti-peneliti lain terdorong menggunakan
matriks metode jamak untuk menguji kemungkinan digunakan pendekatan-jamak (multiple
approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak
orang yang kemudian menggabungkan metode-metode sekaligus pendekatan-pendekatan
yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya menggabungkan metode
observasi dan wawancara untuk koleksi kumpulan data kualitiatif dengan metode suvei tradisional untuk koleksi
kumpulan data kuantitatif .
Dimungkinkannya
sejumlah metode digabung/dicampur jadi satu telah menuntun para pakar untuk
mengembangkan prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode
gabungan/campuran, yang memiliki prosedurnya masing-masing. Istilah-istilah
untuk menyebut rancangan metode gabungan/campuran pun masih beragam, seperti multi-method, convergence, integrated, dan combined.
Popularitas
penggunaan penelitian dengan menggunakan metode campuran dewasa ini, diawali
oleh beberapa fase perkembangan. Pertama, periode formatif (1950-an s.d
1980-an). Pada periode ini penggunaan penelitian campuran masih bersifat
tentatif, maksudnya peneliti menggunakan metode ini baru memulai uji coba serta
masih kurang memperhatikan paradigma yang harus digunakan dalam mencampur
metode. Kedua, periode perdebatan paradigma (1970-an s.d 1980-an). Pada periode
ini para ahli memulai memunculkan isu-isu yang berkaitan dengan paradigma cara
menggabung metode secara benar. Kemudian mulai memperdebatkan pengakuan dalam
dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti menggunakan metode campuran. Ketiga,
periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada periode ini para ahli sudah
memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan metode campuran. Para
ahli memikirkan merancang desain penelitian yang dapat diterima dalam dunia
ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang sudah berlangsung selama ini. Keempat,
periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada periode ini
para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian campuran sebagai
metode yang tersendiri dengan segala konsekuensi sebagai sebuah metode
penelitian sebagaimana metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang selama
ini sudah dikenal dan digunakan oleh para peneliti di seluruh dunia.[4][4]
B.
Konsep Penelitian Mixed Methode
(Metode Campuran)
Penentuan
pendekatan penelitian metode campuran didorong oleh asumsi-asumsi filosofis,
yaitu epistemologis dan ontologis. Lebih lanjut asumsi-asumsi filosofis ini
membentuk persepsi yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan secara mendasar
antara penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan
prinsip filosofis ini menimbulkan kompetisi yang kemudian disebut sebagai
paradigma yang menuntut masing-masing metode yang berbeda.[5][5]
Brymman
dalam Sarwono (2011) menyatakan bahwa masalah perbedaan filosofis tidak
sesederhana ini dan menjadi semakin kompleks. Sebab, masing-masing aliran
filosofis tersebut ternyata mendefinisikan penelitian justru bukan alirannya
sendiri. Peneliti kualitatif yang berusaha mendefinisikan penelitian
kuantitatif didasarkan pada kaca mata mereka sendiri sehingga terjadi perbedaan
antara kedua pendekatan ini semakin menjadi kompleks.
Penelitian
kuantitatif berkiblat kepada aliran positivisme, sehingga muncul
sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kuantitatif yaitu metode
tradisional, positivistik, scientific,
dan metode discovery. Sedangkan
penelitian kualitatif berkiblat kepada aliran post-positivistik, sehingga
muncul sebutan-sebutan terhadap metode penelitian kualitatif yaitu sebagai
metode baru, postpositistik,
artistik, dan interpretatif
(Sugiyono, 2010).
Perdebatan
mengenai paradigma dapat tidaknya peneliti mencampur penelitian pendekatan
kuantitatif dan penelitian pendekatan kualitatif, tidak serta merta mereda.
Terdapat tiga aliran besar yang menyikapi masalah ini, yaitu pandangan kelompok
beraliran keras, pandangan kelompok pragmatis, dan pandangan kelompok
dialektis.
Pandangan
kelompok garis keras, berpendapat bahwa mencampur kedua pendekatan merupakan
hal yang tidak mungkin dilakukan, karena filsafat yang mendasari tiap-tiap
pendekatan berbeda. Filsafat positivisme sebagai payung pendekatan penelitian
kuantitatif berpandangan bahwa realitas kehidupan dapat diketahui secara
objektif dan dalam tataran tertentu dapat dilihat dari hubungann sebab-akibat.
Sementara itu, penganut pendekatan kualitatif berpandangan bahwa kenyataan
kehidupan padat dibangun secara sosial dan hanya dapat diketahui dari beberapa
sudut pandang yang subjektif. Itulah sebabnya sebuah penelitian dianggap tidak
akan pernah bebas nilai. Jika kedua pandangan tersebut diperhadapkan maka
diketahui bahwa keduanya bertentangan satu dengan lainnya. Konsekuensinya sulit
untuk menggabung kedua pandangan yang bertolak belakang.
Pandangan
kelompok pragmatis, memandang persoalan penggabungan ini didasarkan sudut
pandang kegunaan praktis. Tashakhori dan Teddie (ed), (2003) menyatakan bahwa
pendekatan metodologi dan filosofis apa saja akan dapat bekerja untuk masalah
penelitian dalam suatu kajian tertentu. Sementara itu, Patton dalam Sarwono
(2011) mengatakan bahwa desain penelitian dan keputusan-keputusan implementasinya
dibuat sesuai dengan metode mana yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan
praktis dalam suatu penelitian tertentu. Oleh karena itu, dalam pendangan
kelompok pragmatis penggabungan metode umumnya memikirkan teknik dan prosedur
apa yang terbaik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian
tertentu. Dengan demikian, penggabungan metode yang berbeda dapat dilakukan
dalam kajian tertentu jika seseorang peneliti memutuskan bahwa penggabungan
tersebut akan membantu membuat koleksi dan analisis data menjadi semakin akurat
dan inferensinya akan menjadi lebih bermanfaat.[6][6]
Pandangan
kelompok dialektis, cenderung untuk
mencari manfaat sinergis dari paradigma positivisme dan postpositivisme. Hal
ini didasarkan bahwa dengan menemukan titik temu antara dua pandangan yang
berbeda akan memberikan manfaat bagi peneliti yang menggunakan pendekatan
gabungan. Asumsi yang digunakan ialah penelitian dengan menggunakan campuran
akan menjadi lebih kuat karena pemahaman terhadap gejala yang dikaji akan
menjadi lebih lengkap. Selanjutnya, para peneliti kelompok pandangan dialektis,
percaya bahwa menjadi lebih etis untuk mencampur metode untuk menghadirkan
pluralitas kepentingan, suara dan perspektif. Inti pandangan dialektis ialah
adanya kesadaran akan manfaat dari sinergi dua pandangan yang berbeda mengenai
realitas pengetahuan dan posisi nilai dalam suatu penelitian.
Pola
pikir yang perlu dimiliki oleh para peneliti adalah bahwa penggunaan pendekatan
penelitian campuran semata-mata diperuntukkan demi tercapainya manfaat yang
sama dan ketepatan tujuan sebagaimana ditekankan oleh kelompok pragmatis,
tetapi melalui pendekatan yang saling melengkapi. Kesadaran pandangan kelompok
pragmatis dan dialektis bahwa memang tidak mungkin membuat kedua pendekatan
yang berbeda menjadi sama, tetapi di antara ketidaksamaan ini terdapat hal-hal
yang masih dapat diambil manfaatnya jika dipandang dari pragmatisme dan
dialekisme. Berikut ini adalah gambaran pendekatan-pendekatan penelitian
kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.
Tabel 4.1
Pendekatan-Pendekatan Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran
Kecenderungan
|
Pendekatan
Kualitatif
|
Pendekatan
Kuantitatif
|
Pendekatan
Metode Campuran
|
· Menggunakan asumsi-asumsi filosofis
ini
|
· Klain-klaim pengetahuan
konstruktivis/advokasi/ partisipatoris
|
· Klaim-klaim pengetahuan
post-positivis
|
· Klain-klaim pengetahuan pragmatis
|
· Menggunakan starategi-strategi
penelitian ini
|
· Fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan naratif
|
· Survei dan eksperimen
|
· Sekuensial, konkuren, dan
transformatif
|
· Menerapkan metode-metode ini
|
· Pertanyaan-pertanyaan terbuka,
pendekatan-pendekaran yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging) data tekstual dan gambar
|
· Pertanyaan-pertanyaan terbuka,
pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan sebelumnya), data
berupa angka-angka
|
· Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka
dan tertutup pendekatan-pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan
sebelumnya (predetermined) ,
analisis data kuantitatif dan data kualitatif
|
· Menerapkan praktik-praktik penelitian
ini
|
· Posisi-posisi dia
· Mengumpulkan makna dari para
partisipan
· Fokus pada satu konsep atau fenomenon
· Membawa nilai-nilai pribadi ke dalam
penelitian
· Meneliti konteks atau setting
pertisipan
· Memvalidasi akurasi penemuam-penemuan
· Menginterpretasi data
· Membuat agenda perubahan atau
reformasi
· Berkolaborasi dengan partisipan
|
· Menguji/ memverifikasi teori atau
penjelasan
· Mengidentifikasi variabel-variabel
yang akan diteliti
· Menghubungkan variabel-variabel dalam
rumusan masalah dan hipotesis penelitian
· Menggunakan standar-standar validitas
dan reliabilitas
· Mengobservasi dan mengukur informasi
secara numerik (angka-angka)
· Menerapkan pendekatan-pendekatan yang
bebas-bias
· Menerapkan peosedur-prosedur
statistik
|
· Mengumpulkan data kuantitatif dan
data kualitatif
· Membuat rasionalisasi atas
digabungkannya dua data
· Menggabungkan data pada tahap-tahap
penelitian yang berbeda
· Menyajikan gambaran visual tentang
prosedur-prosedur
· Menerapkan praktik-praktik
kuantitatif dan kualitatif
|
Sumber : Creswell (2009:17)
Kehati-hatian
peneliti dalam memilih pendekatan penelitian sangat diperlukan, sebab setiap
pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan. Pengetahuan akan kekuatan dan
kelemahan berbagai pendekatan, memungkinkan peneliti dapat meningkatan
kecermatannya dalam pemilihan pendekatan penelitian dimaksud. Berikut ini dikemukakan
kekuatan dan kelemahan pendekatan penelitian campuran, sebagaimana dikemukakan
oleh Sarwono (2011).
Kekuatan-kekuatan pendekatan
penelitian campuran
1. Penggunaan kata-kata, gambar, dan
narasi dapat digunakan untuk memperkaya eksplanasi makna angka-angka yang ada
2. Angka dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan
penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi.
3. Mengakomodasi kekuatan-kekuatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif
4. Peneliti dapat menciptalan dan
menguji “grounded theory”
5. Peneliti dapat menjawab secara lebih
luas jangkauan pertanyaan-pertanyaan penelitian karena peneliti tidak terkekang
dengan satu metode atau pendekatan
6. Peneliti dapat menggunakan
kekuatan-kekuatan metode tambahan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada
metode yang lain dengan menggunakan kedua metode yang berbeda dalam kajian
penelitiannya.
7. Peneliti dapat memberikan bukti yang
lebih kuat untuk membuat kesimpulan yang diperoleh melalui konvergensi dan
kolaborasi temuan-temuan.
8. Peneliti tambah menambah wawasan dan
pemahaman yang mungkin terluput jika hanya menggunakan satu metode tunggal
9. Dengan menggunakan metode campuran,
maka generalisasi hasil dapat ditingkatkan.
10. Pendekatan kualitatif dan
kuantitatif yang digunakan bersama akan menghasilkan pengetahuan yang lebih
lengkap yang diperlukan untuk menginformasikan teori dan praktik.
Kelemahan-kelemahan pendekatan
penelitian campuran
1. Jika melakukan hanya satu
penelitian, maka yang bersangkutan akan menemukan kesulitan karena harus
melakukan penelitian dengan dua metode yang berbeda apalagi jika penelitian
gabungan dilakukan secara bersamaan.
2. Peneliti harus belajar berbagai
metode dan pendekatan dan memahami bagaimana caranya menggabung kedua metode
berbeda tersebut secara tepat
3. Para penganut aliran satu metode
menganjurkan bahwa sebaiknya seorang peneliti harus selalu hanya menggunakan
satu pendekatan saja, kuantitatif atau kualitatif saja.
4. Biaya penelitian akan menjadi lebih
mahal.
5. Waktu yang digunakan akan menjadi
lebih lama.
6. Detail-detail tertentu akan tetap
harus dikerjakan oleh ahli metodologi penelitian,
Creswell
(2010) mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam dua
kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial,
yang terdiri atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris
sekuensial, dan strategi transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu
strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren,
strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren. [7][7]Visualisasi kedua kelompok metode
tersebut seperti terlihat pada Gambar berikut ini:
Setiap
strategi metode campuran dideskripsikan dengan notasi-notasi yang sudah lazim
digunakan dalam ranah metode campuran. Notasi metode campuran merupakan
label-label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting yang dapat digunakan oleh para
peneliti untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur metode campuran dengan
mudah. Berikut ini adalah notasi yang diadaptasi Creswell dari Morse
(1991, Tashakkori dan Teddlie (ed),
(2010). [8][8]
1.
Strategi
Eksplanatoris Sekuensial
Strategi
eksplanatoris sekuensial diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data yang
lebih condong pada kuantitatif pada tahap pertama, kemudian diikuti oleh
pengumpulan dan analisis data kualitatif. Bobot/prioritas lebih diberikan pada
data kuantitatif ketimbang kualitatif.
Proses pencampuran data dalam strategi ini terjadi ketika hasil awal
kuantitatif menginformasikan proses pengumpulan data kualitatif. Untuk itulah
dua jenis data ini terpisah namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa
saja disajikan, tetapi bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruhan prosedur. Rancangan
ini biasanya digunakan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan hasil-hasil
kuantitatif berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data kualitatif. [9][9]
2.
Strategi
Eksploratoris Sekuensial
Strategi
eksploratoris sekuensial melibatkan pengumpulan data kualitataif pada tahap
pertama, kemudian diikuti oleh pengumulan dan analisis data kuantitataif pada
tahap kedua disarkan pada hasil-hasil tahap pertama. Bobot/prioritas lebih cenderung pada tahap pertama dan proses
percampuran antarkedua metode terjadi ketika peneliti menghubungkan antara
analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Strategi ini, bisa
atau tidak bisa, diimplementasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu. [10][10]
Pada
level yang paling dasar, tujuan strategi ini adalah menggunakan data dan
hasil-hasil kuantitif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif.
Fokus utama dalam strategi ini adalah mengeksplorasi suatu fenomena, dan strategi
ini cocok digunakan untuk menguji elemen-elemen dari suatu teori yang
dihasilkan dari tahap kualitatif. Lebih dari itu, strategi ini juga dapat
digunakan untuk melakukan generalisasi atas penemuan-penemuan kualitatif pada
sampel-sampel yang berbeda.
3.
Strategi
Transformatif Sekuensial
Strategi
transformatif sekuensial merupakan proyek dua tahap dengan perspektif teoretis
tertentu. Strategi ini terdiri atas tahap pertama (baik itu kuantitatif maupun
kualitatif) yang diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun
kualitatif).
Perspektif
ini dapat membentuk rumusan masalah yang akan dieksplorasi, menciptakan
sensitivitas pengumpulan data dari
kelompok-kelompok marginal, dan diakhiri dengan ajakan akan perubahan. Proses
pencampuran, dalam strategi ini terjadi ketika menggabungakn antardua metode
penelitian, seperti yang dilakukan dalam strategi sekuensial sebelumnya.[11][11]
Tujuan
strategi ini adalah untuk menerapkan perspektif teoretis peneliti. Dengan
diterapkannya penelitian dua tahap dalam strategi ini, peneliti dapat
diharapkan dapat menyuarakan perspektif-perspektif yang berbeda, memberikan
advokasi yang lebih baik kepada partisipan, atau memahami suatu fenomena dengan
lebih baik.
4. Strategi Triangulasi Konkuren
Peneliti,
dalam strategi triangulasi konkueren mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren
(dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui
apakah ada konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Strategi
ini pada umumnya menerapkan metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah
untuk menutupi/menyeimbangkan kelemahan-kelemahan satu metode dengan
kekuatan-kekuatan metode lain (atau sebaliknya, kekuatan satu metode menambah
kekuatan metode yang lain).[12][12]
Pencampuran
pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan
pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan meleburkan dua data penelitian menjadi
satu (seperti mentransfornasi satu jenis data menjadi jenis data lain, sehingga
keduanya dapat mudah diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau
mengkomparasikan hasi-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam
pembahasan. Strategi ini bermanfaat, selain karena sudah populer di kalangan
peneliti, strategi ini dapat menghasilkan penemuan yang substantif dan
benar-benar tervalidasi.
5. Strategi Embedded Konkuren
Strategi
embedded dicirikan sebagai metode campuran yang menerapkan satu-tahap
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu,. Perbedaan dengan
strategi lain, adalah bahwa strategi embedded
memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan
peran pendukung dalam posedur-prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang
diprioritaskan (kuantitatif atau kualitatif) dilekatkan (embedded) atau disarangkan (nested)
ke dalam metode yang lebih dominan (kualitatif atau kuantitatif. Pelekatan (embedded) ini dapat berarti bahwa metode
sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dari metode primer.
Pencampuran dua data terjadi ketika peneliti mengkomparasikan satu sumber data
dengan sumber data yang lain, biasanya pencampuran ini banyak muncul dalam
bagian pembahasan penelitian. Strategi ini dapat digunakan agar peneliti dapat
memperoleh pesrspektif-perspektif yang lebih luas karena tidak hanya
menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga menggunakan dua metode
yang berbeda.[13][13]
6. Strategi Transformatif Konkuren
Strategi
transformatif konkuren diterapkan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara serempak serta didasarkan pada persepektif teoretis tertentu.
Perspektif ini dapat berorientasi pada ideologi-ideologi seperti teori kritis,
advokasi, penelitian partisipatoris, atau pada kerangka konseptual tertentu.
Perspektif ini biasanya direfleksikan
dalam tujuan penelitian atau rumusan masalah, Perspektif ini pula,
bahkan yang akan, menjadi kekuatan utama dalam mendefinisikan masalah,
mengidentifikasikan rancangan dan sumber sumber data, menganalisis,
menginterpretasi, dan melaporkan hasil penelitian. Selain itu, strategi
transformatif juga dapat diterapkan dalam konteks strategi-strategi konkuren
lain, seperti triangulasi dan embedded.
Penerapan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi perspektif teoretis yang
dibawanya.[14][14]
Proses
pencampuran (mixing) dalam strategi
ini terjadi ketika peneliti meleburkan, menghubungkan, atau melekatkan dua data
yang berbeda. Strategi transformatif konkuren ini saling berbagi fitur dengan
strategi embedded dan triangulasi,
maka ketiga strategi ini pun juga saling berbagi kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Nilai lebih strategi ini ialah karena strategi ini telah
menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif, yang
membuatnya tampak menarik bagi para peneliti yang menggunakan perspektif
transformatif untuk memandu penelitiannya.
C. Menyusun Proposal Penelitian Metode Campuran
Dalam menyusun proposal
metode campuran (mixed methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan
proposal kualitatif dan kuantitatif. Dengan ilustrasi yang akan penulis
paparkan di bawah ini.[15][15]
Format ini menunjukan
bahwa peneliti menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya,
tujuan penelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran. Untuk
itu, sangat penting dijelaskan alasan-alasan diterapkanya pendekatan metode campuran
dan mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari rancangan ini, seperti jenis/
strategi metode campuran, gambaran visual prosedur-prosedur penelitian secara
umum, dan prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
CONTOH FORMAT
PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN
METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar
belakang masalah
Penelitian-penelitian
sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut
Kekurangan-kekurangan
dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan satu kekurangan yang membuat
peneliti merasa perlu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat
penelitian yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan
Penelitian
Tujuan atau
manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya metode campuran
Rumusan
masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif, rumusan
masalah kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan
filosofis tentang penelitian metode
campuran
Tinjauan
pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dan tinjauan metode
campuran)
Metode
Campuran
Definisi
penelitian metode campuran
Jenis
rancangan yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan
mengggunakan rancangan ini dan bagaimana menghadapi tantangan-tantangan
tersebut.
Contoh-contoh
penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan
penyertaan diagram visual.
Pengumpulan
dan analisis data kuantitatif
Pengumpulan
dan analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur
analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan
dalam memvalidasi data kuantitatif dan kualitatif.
Sumber-sumber
dan skill-skill/track record
peneliti.
Isu-isu etis
yang mungkin muncul.
Catatan waktu
dalam penyelesaian penelitian.
Referensi dan
lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian, protokol penelitian, dan
bentuk-bentuk visual lain.
|
Sumber Creswell, 2003
1. BagianAwal
Halaman Sampul ( Cover ) memuat;
(a) Tulisan “
Proposal Penelitian”
(b) JudulPenelitian
(c) Nama mahasiswa, ditulis lengkap ( tanpa tulisan ; oleh, gelar),
(d) Nomor induk mahasiswa
(e) Nama dosen pembimbing
(f) Nomor identitas pegawai ( NIP) dosen
(g) Nama lengkap lembaga: ( contoh ), Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
(h) Tahun ajaran.
2. BagianInti
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.
Membeberkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan, dan keuntungan apa yang akan diperoleh bila diteiliti. Diungkapkan juga kedudukan masalah tersebut dalam wilayah bidang studi yang ditekuni peneliti. Pemunculan masalah dan perlu ditunjang oleh hasil studi kepustakaan.[16][16]
Membeberkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu, dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan adalah apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan. Kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan, dan keuntungan apa yang akan diperoleh bila diteiliti. Diungkapkan juga kedudukan masalah tersebut dalam wilayah bidang studi yang ditekuni peneliti. Pemunculan masalah dan perlu ditunjang oleh hasil studi kepustakaan.[16][16]
B.
Rumusan Masalah
Untuk merumuskan masalah peneliti perlu punya
penguasaan pengetahuan yang luas. Dalam
rumusan dan analisis masalah
sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang terkait beserta definisi
operasionalnya. Rumusan masalah dapat dinyatakan
dalam kalimat tanya, setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel
yang diteliti dan kaitan antara
satu variabel dengan yang lainnya.
Definisi operasional
harus menghasilkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteiliti, yang kemudian
akan dijabarkan dalam instrumen
penelitian. [17][17]
Penelitian
campuran seharusnya dimulai dengan rumusan masalah yang memang dirancang khusus
untuk peneliatian metode campuran. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk metode
dan rancangan penelitian yang benar-benar seduai dan utuh. Karena peneliti
metode campuran sering kali bertumpu pada salah satu dari sua desain yang lain
yaitu kualitatif dan kuantitatif. Maka kombinasi atas dua rancangan ini bisa
jadi memberikan informasi yang berguna dalam membuat rumusan masalah dan
hipotesa metode campuran[18][18]
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian harus konsisten dengan perumusan masalah dan proses penelitiannya. Rumusan tujuan tidak sama dengan maksud penulisan tesis atau disertasi. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan apa yang ingin disampai peneliti, dirumuskan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dirumuskan dalam butir-butir.[19][19]
Tujuan menggambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian harus konsisten dengan perumusan masalah dan proses penelitiannya. Rumusan tujuan tidak sama dengan maksud penulisan tesis atau disertasi. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan apa yang ingin disampai peneliti, dirumuskan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dirumuskan dalam butir-butir.[19][19]
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
teoretis, menjelaskan dalil, kaidah (kalau bisa), minimal prinsip yang diharapkan dihasilkan dari
penelitian tersebut.
Hasilnya harus secara eksplisit dinyatakan dalam bab kesimpulan.
2.
Manfaat
praktis, menjelaskan kemungkinan digunakan hasil penelitian oleh pihak-pihak tertentu. Hasilnya
secara eksplisit
dinyatakan dalam rekomendasi.[20][20]
E.
Hipotesis Penelitian (Jika Ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah atau submasalah yang
diteliti, dijabarkan dari landasan teori tetapi harus diuji kebenarannya. Diterima atau ditolak. Hipotesis
dibuat dalam penelitian analisis, dalam penelitian deskriptif tidak perlu dibuat. Hipoteisis dirumuskan dalam
kalimat afirmatif.[21][21]
Dalam metode campuran (mixed methods) hopotesis
juga harus dipersiapkan dan dirancang memang untuk hipotesis penelitian
campuran.[22][22]
F.
Asumsi Penelitian (Jika Ada)
Asumsi merupakan titik pangkal dalam penelitian
tesis. Asumsi dapat berupa teori, evidensi, atau
pemikiran peneliti sendiri, yang
tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya
minimal dalam kaitan dengan masalah yang diteliti. Asumsi merupakan landasan bagi
hipotesis, dan dirumuskan
dalam kalimat deklaratif.[23][23]
G.
Ruang Lingkup Penelitian
Sub bagian ini
diperuntukan bagi penelitian yang menggukan pendekatan kuantitatif disamping itu
juga bisa diterapkan bagi yang menggunakan metode campuaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran dari jabaran variabel hingga
membentuk indikator dari masing-masing variabel yang secara teoritis dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu, pada bagian ini hendaknya disajikan tabel
tentang jabaran variabel, jika memungkinkan jabaran sub variabel, dan indikator
fariabel penelitian. Disamping jabaran variabel hingga indikator variabel
penelitian. Pada bagian ini juga dikemukakan lokasi penelitian beserta
diskripsi dari populasi atau subyek penelitian.[24][24]
H.
Orisinalitas
Penelitian
Bagian ini menyajikan
pebedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan
peneliti-peneliti sebelumnya. Hal demikian diperlukan untuk menghindari adanya
pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama. Dengan demikian akan diketahui
sisi-sisi apa saja yang membedakan antara penelitian kita dengan
penelitian-penelitian terdahulu. Dalam bagian ini akan lebih mudah dipahami,
jika peneliti menyajikan dalam bentuk tabel.[25][25]
I.
Defenisi Operasional (menjelaskan)
1. Berisi rumusan tentang variabel/aspek dan
hubungan antar variabel/aspek yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang dapat diukur/diamati.
2. Menggambarkan hierarki dan
keluasan segi yang dicakup oleh variabel/aspek tersebut.
3. Definisi variabel/aspek menjadi acuan dalam
menyusun instrumen. Definisi hubungan antarvariabel/aspek menjadi acuan dalam analisis statistik/analisis rasional.[26][26]
4. Untuk penelitian kualitatif cukup dalam bentuk
penjelasan istilah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
LandasanTeoritik
Landasan teori berisi
tentang pembahasan teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengkaji atau
menganalisis masalah penelitian. Landasan teori memuat deskripsi teoritik,
penelitiann yang relevan, dan kerangka berpikir. Kristalisasi teori dapat
berupa defenisi atau proposisi yang menyajikan pandangan tentang fokus
penelitian yang disusun secara sitematis dengan tujuan untuk memberikan
eksplanasi dan prediksi mengenai suatu fenomena. Teori dalam penelitian
kualitatif berfungsi sebagai pisau analisis data.
B.
Kajian Teori Dalam Prespektif Islam
Pada sub bab ini mengkaji
variabel-variabel penelitian dalam sudut pandang Islam atau dalam prespektif
Islam. Kajian dapat bersumber dari Al-qur’an, Hadits, kitab-kitab hasil karya
ilmuan Islam atau referensi-referensi yang berperspektif Islam.
C.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir
menggambarkan alur pikir peneliti yang dimaksudkan untuk menyusun reka
pemecahan masalah (jawaban pertanyaan penelitian) berdasarkan teori yang
dikaji. Kerangka berpikir memuat unsur-unsur berikut.
1.
Penjelasan variabel yang diteliti,
2.
Menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan teori yang
mendasarinya,
3.
Kerangka berpikir disajikan dalam bentuk gambar atau bagan.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Rancangan atau
desain penelitian merupakan strategi yang
digunakan oleh peneliti untuk mengatur kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penjelasanmengenai rancangan atau desain penelitian perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian.
digunakan oleh peneliti untuk mengatur kegiatan penelitian agar mendapatkan data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penjelasanmengenai rancangan atau desain penelitian perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian.
Pada rancangan
penelitian eksperimental, rancangan penelitian
yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
mempengaruhi variabel-variabel terikat (variabel Y) pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacupada hipotesa yang akan diuji. Pada penelitian non eksperimental, bahasan dalam subbab.
yang dipilih adalah rancangan yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
mempengaruhi variabel-variabel terikat (variabel Y) pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacupada hipotesa yang akan diuji. Pada penelitian non eksperimental, bahasan dalam subbab.
Rancangan Penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yangdilakukan ditinjau dari
tujuan dan sifatnya. Apakah jenis korelasi,survei penelitian historis, penelitian eksplanatoris,
deskriptif,eksploratoris, dan komparasi kausal.[27][27]
B.
Variabel Penelitian.
Variabel penelitian adalah atribut penelitian yang akan diukur. Pada bagian ini menjelaskan mengenai jenis dan
jumlah variabel yang akan digunakan
dalam penelitian.
C.
Populasi dan Sampel
Menjelaskan populasi dan sampel yang digunakan
disertai alasan dan
pertimbangan pemilihannya. Dijelaskan pula teknik penentuan sampel yang digunakan serta prosedur
pengambilannya disertai alasan penggunaan
prosedur tersebut.
Populasi adalah semua individu atau unit atau
peristiwa yang
ditetapkan sebagai subyek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh
peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.
ditetapkan sebagai subyek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu dan merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh
peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau
sifat yang sama dengan populasinya dan harus representatif.
D.
Pengumpulan Data
Menjelaskan teknik dan instrumen pengumpulan
data yang digunakan disertai alasan
pemilihannya. Berkenaan dengan instrumen juga dijelaskan jenis instrumen yang digunakan disertai langkah-langkah pengembangannya.
Pada bagian ini memuat (a) cara dan langkah_langkah pengambilan
data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang akan mengambil data, (c) jadwal pengambilan data.
data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang akan mengambil data, (c) jadwal pengambilan data.
E.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini peneliti
perlu menjelaskan instrumen yang instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel penelitian. Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan
prosedur pengembangan instrumen penelitian atau pemilihan alat dan bahan untuk
mengukur variabel. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dapat
diambil dari instrumen yang sudah baku, atau instrumen yang sudah baku kemudian
diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan konteks penelitian. Peneliti juga dapat mengembangkan instrument penelitian sendiri. Jika instrumen
penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian yang sudah baku dan dilakukan adaptasi, penelitian tidak perlu menjabarkan variabel lagi. Akan
tetapi jika instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen
penelitian
yang diadaptasi atau mengembangkan sendiri, maka perlu dijabarkan variabel penelitiannya. Selain itu, peneliti perlu menjelaskan atau
memaparkan cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan.
Dalam penelitian eksperimen, selain peneliti menjelaskan instrumen penelitian untuk mengukur, peneliti juga perlu menjelaskan instrumen perlakuan dan bagaimana prosedur mengembangkan instrumen perlakuan penelitian tersebut. Instrumen perlakuan adalah alat atau pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Instrumen perlakuan juga menjadi pengontrol kevalidan prosedur eksperimen dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen.[28][28]
yang diadaptasi atau mengembangkan sendiri, maka perlu dijabarkan variabel penelitiannya. Selain itu, peneliti perlu menjelaskan atau
memaparkan cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan.
Dalam penelitian eksperimen, selain peneliti menjelaskan instrumen penelitian untuk mengukur, peneliti juga perlu menjelaskan instrumen perlakuan dan bagaimana prosedur mengembangkan instrumen perlakuan penelitian tersebut. Instrumen perlakuan adalah alat atau pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Instrumen perlakuan juga menjadi pengontrol kevalidan prosedur eksperimen dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel dependen.[28][28]
F.
Uji validitas dan reliabilitas
Sebagai alat ukur
variabel penelitian, lnstrumen penelitian harus memenuhi unsur
kehandalan dan keakuratan dengan ditunjukkan
tingkat reliabilitas (kehandalan) dan tingkat validitas (keakuratan) instrumen. Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses dan hasil uji validitas instrumen penelitian.
tingkat reliabilitas (kehandalan) dan tingkat validitas (keakuratan) instrumen. Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses dan hasil uji validitas instrumen penelitian.
G.
Prosedur Penelitian ( untuk rancangan eksprimen )
Dalam prosedur penelitian memuat tahap-tahap
pelaksanaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.
H.
Analisa Data
1. Analisis Data
Kuantitatif
Langkah awal bisa mendahulukan teknik analisis
data kuantitatif. Teknik analisis data berkenaan dengan
pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis penelitian. Rumusan
hipotesis menentukan teknik statistik yang digunakan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan
masalah penelitian
itulah yang perlu dijawab. Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan penelitian. Uraian tentang teknik analisis data mencakup
penjelasan deskripsi data, uji
persyaratan analisis, atau uji hipotesis. Jika ada hipotesis maka bagian akhir penjelasan analisis data dikemukakan rumusan hipotesis statistik.
2. Analisis data
kualitatif
Pada tahap
kualitatif ini, teknik analisa data
lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam
penelitian kualitatif adalah tahapan memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour quation, analisidatanya
dengan analisis domain. Tahap kedua menentukan focus, teknik pengumpulan data
dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis
taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah
pertanyaan structural, analisis data
dengan analisis komponensial. Setelah itu dilanjutkan dengan analisis tema.
Jadi analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dilakukan secara
interaktif melalui proses data
reduction, data display dan verification.[29][29]
3. Pencampuran
data kuantitatif dan kualitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif)
diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganlisis kembali kedua kelompok data
tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang
sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data
kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok
data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan kesamaan diantara 2 kelompok data
tersebut.
3. BagianAkhir
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian Daftar Pustaka
memuat tentang semua referensi dan sumber bacaan yang relevan dengan masalah
penelitian dan disusun dengan kaidah penulisan Daftar Pustaka yang digunakan
pada penulisan proposal atau tulisan ilmiah lainnya.">
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Lampiran memuat tentang hal-hal lain yang tidak termuat
dalam penulisan proposal misalanya lampiran jadwal dan anggaran biaya
penelitian dan lain-lain.
A.
PENUTUP
Penulisan makalah ini
menurut penulis tentu bukan satu-satunya sumber yang baku dalam penulisan
proposal penelitian kuantitatif oleh karena makalah ini isinya masih jauh dari
kesempurnaan, namun jika pembaca merasa makalah ini cukup bermanfaat sebagai
salah satu sumber inspirasi penulisan proposal penelitian maka setiap ada kata
dan kalimat yang belum sempurna dalam penulisan ini penulis dengan lapang dada
menerima masukan yang berharga itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Penelitian
metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, dan penggabungan kedua pendekatan tersebut dalam
satu penelitian.
2.
Creswell
(2010) mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke dalam dua
kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi sekuensial,
yang terdiri atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris
sekuensial, dan strategi transformasional sekuensial. Kelompok kedua yaitu
strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi konkuren, strategi
embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren.
3.
Dalam menyusun proposal metode campuran (mixed
methods), peneliti dapat menggabungkan format penulisan proposal kualitatif dan
kuantitatif.
Format ini menunjukan bahwa peneliti
menerapkan komponen kuantitatif dan kualitatif (khususnya, tujuan penelitian
dan rumusan masalah) sebagai komponen metode campuran.
CONTOH FORMAT
PROPOSAL PENDEKATAN
PENELITIAN
METODE CAMPURAN
Pendahuluan
Latar belakang
masalah
Penelitian-penelitian
sebelumnya yang juga membahas masalah tersebut
Kekurangan-kekurangan
dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan satu kekurangan yang membuat
peneliti merasa perlu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersamaan untuk menutupi kekurangan ini.
Manfaat penelitian
yang diharapkan diperoleh untuk para pembaca
Tujuan
Penelitian
Tujuan atau
manfaat penelitian dan rasionalisasi digunakannya metode campuran
Rumusan masalah
dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif, rumusan masalah
kualitatif, rumusan masalah metode campuran)
Landasan-landasan
filosofis tentang penelitian metode
campuran
Tinjauan
pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dan tinjauan metode
campuran)
Metode Campuran
Definisi
penelitian metode campuran
Jenis rancangan
yang digunakan dan definisinya.
Tantangan-tantangan
mengggunakan rancangan ini dan bagaimana menghadapi tantangan-tantangan
tersebut.
Contoh-contoh
penerapan rancangan tersebut.
Referensi dan
penyertaan diagram visual.
Pengumpulan dan
analisis data kuantitatif
Pengumpulan dan
analisis data kualitatif
Prosedur-prosedur
analisis data metode campuran
Pendekatan-pendekatan
dalam memvalidasi data kuantitatif dan kualitatif.
Sumber-sumber
dan skill-skill/track record
peneliti.
Isu-isu etis
yang mungkin muncul.
Catatan waktu
dalam penyelesaian penelitian.
Referensi dan
lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian, protokol penelitian, dan
bentuk-bentuk visual lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jan Jonker,
Bartijan JW Pening, Sri Wahyuni, “Metodologi Penelitian Panduan untuk Master
dan Ph.D di Bidang Manajemen”.2011, Jakarta, Salemba Empat
John W
Creswell, “ Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods”
terjemahan oleh Achmad Fawaid, 2010, Yogyakarta, Purtaka Pelajar
Darmawan Deni,Metode penelitian kuantitatif, 2014, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya,
Sukmadinata Syaodih
Nana, “Metode Penelitian
Pendidikan”, 2015,Bandng: PT.Remaja
Rosdakaya,
Team Penyusun, “Pedoman Penulisan Tesis,
Disertasi dan Makalah” ,2015 Malang: Pasca UIN
Maulana Malik Ibrahin
Counsue/o G.Sevilla
et.all,”Pengantar Metode
Penelitian”, Terj. Alimuddin Tuwu, Jakarta: Ui Press,
Bungin M.Burhan,” Metodologi Penelitian
Kuantitatif”, 1999, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian;Petunjuk
Praktis untuk Peneliti Pemula”, 2002, Bandung: Gaja Mada
University Press,
Arikunto Suharsimi, “Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek, 2002, Jakarta: PT.Rincka Cipta
Sugiyono, “Memahami Penelitian
Kualitatif”, 2014 Bandung : CV. Alvabeta
Download makalah ini melalui link berikut : Download
EmoticonEmoticon