Kisah Ibnu Sirin & Madu - Khalid Basalamah
Muhammad bin Sirin pernah membeli
madu untuk didagangkan kembali. Madu ini kebetulan dibeli satu gentong besar. Kalau
gentong di zaman dulu itu mungkin yah bisa menampung sekitar 200 kilo madu
sampai 250 kilo madu.
Waktu dia beli ditaruh di
gentong. Rupanya malam hari waktu dia tidur, dia lupa tutup gentong itu.
Muhammad bin Sirin rahimahullah
lupa tutup, masuk tikus, tikusnya waktu dia bangun pagi dilihat mati di madu
itu
Muhammad bin Sirin rahimahullah mengambil
madu itu, semuanya dibuang. Dibuang. Sengaja cari sungai. Dia bukan buang
biasa, dibuang di sungai supaya mengalir.
Orang-orang semua datangin,
"Wahai Muhammad bin Sirin, tinggal kamu angkat tikusnya, yang lainnya
jual!"
Baca juga : Renungan Harian Seorang Muslim
"Kenapa kok harus semuanya
dibuang?"
Apa jawaban dia?
"Demi Allah saudaraku, aku
tidak tahu tetesan mana madu yang kena bakteri, yang kena kotorannya, najisnya
tikus itu, sehingga saya jual pada seseorang dan saya menipunya."
"Maka saya lebih baik rugi
semuanya daripada saya dihisab sama Allah di Hari Kiamat."
Luar biasa imannya. Dibuang.
Dialirkan semua.
Akhirnya Pemilik madu datang,
madunya jatuh tempoh, jadi biayanya di tagih.
"Wahai Ibnu Sirin,
tagihannya." Kata pemilik madu
Kata Ibnu Sirin, "Saya belum
punya uang."
Kata dia, "Baiklah, bagaimana
jalan keluarnya?"
Ibnu Sirin bilang, "Kasih
saya waktu,
beberapa waktu, saya akan
bayar."
"Baiklah." Dikasih
waktu.
Berjalan waktu, sama Ibnu Sirin
dengan hikmah Allah belum punya duit.
Orang ini akhirnya mengeluh
kepada hakim. Hakimnya pun manggil ibnu sirin.
Muhammad Ibnu Sirin ulama besar.
Dipanggil. Dihormati di pengadilan lalu dikatakan,
"Wahai Ibnu Sirin, bagaimana
kasus Anda?"
Dia bilang, "Hukum di tangan
Anda.
Kata hakim, "Kalau begitu
Anda akan dipenjarakan."
Kata Ibnu Sirin, "Lakukan.
Penjarakan."
Dipenjaralah Ibnu Sirin
Penjaga penjara tahu siapa Ibnu
Sirin, ulama besar.
Kata penjaganya
"Wahai Ibnu Sirin, kalau
malam hari pulanglah tidur dengan keluarga Anda pagi silahkan Anda kembali ke
sini."
Kata Ibnu Sirin, "Demi
Allah," sambil pegang kerangkengan penjaranya,
"Demi Allah hai saudaraku, saya
tidak akan tolong kamu masuk ke neraka. Saya akan tinggal di sini sampai hutang
saya terbayar."
Dia Nggak mau keluar. Baca
Alquran... Salat malam...
Sampai akhirnya orang-orang satu
Baghdad datang membayarkan dia.
Dia dengar ceritanya dibayarin, lunasin
hutangnya sampai dia pun akhirnya keluar.
Bagaimana mereka mengetahui hubungannya
dengan Allah (سُبْحَانَهُ
وَ تَعَالَى). Dan ini satu hal yang
mahal, teman-teman sekalian. Mahal sekali.
Ini hanya bisa didapatkan bagi
jiwa-jiwa yang suci, yang bersih, yang mau berhubungan dengan Tuhannya. Dan
Allah (عَزَّ وَ جَلَّى) adalah zat yang kalau memberi selalu dalam
Alquran bahasannya adalah (بِغَيْرِ
حِسَابٍ).
(QS. Az-Zumar: 10)
Selalu ada kalimat (بِغَيْرِ حِسَابٍ). itu tanpa hitungan. Kita
kalau minta sama Allah satu, Allah nggak kasih satu, sepuluh, seratus, seratus
ribu. Luar biasa.
Maka dari itu, bertakwalah Kepada
Allah subehana wata’ala
EmoticonEmoticon