Baterai Nukli (sumber gambar : http://unknown-mboh.blogspot.co.id) |
Di Abad sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah sampail pada ranah aplikatif. Perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarahkan pada kemanjuan teknologi yang pesat, berdampak pada ketersediaan sumber energi yang semakin terbatas, yang lambat laun akan mengantarkan dunia pada kondisi krisis energi. Penggunaan bahan bakar fosil tentu saja bukan solusi mengingat jumlahnya yang terbatas. Salah satu solusi yang ditemukan manusia adalah pemanfaatan nuklir sebagai penghasil energi. Seperti melalui PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir) di berbagai negara-negara maju, yang digunakan sebagai pemasok listrik perindustriannya dan untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi rumah tangga. Bentuk lainnya yaitu pemanfaatan nuklir sebagai penghasil energi berupa listrik searah yang dikenal dengan batterei nuklir. Sebuah alat atau komponen penghasil listrik arus searah (DC) dengan sumber berupa bahan radioaktif.
Batterei nuklir merupakan salah satu bentuk dari pengaplikasian nukir dalam teknologi. Sesuai dengan namanya batterei nuklir, batterei jenis ini berbeda dengan batterei pada umunya yang biasanya menggunakan senyawa kimia atau sel elektrokimia untuk menyimpan listrik. Berbeda pada batterei nuklir yang menggunakan bahan radioaktif sebagai penghasil listrik. Meskipun dinamakan batterei, batterei nuklir tidak bekerja seperti batterei pada umumnya yang menyimpan energi dalam bentuk sel elektrokimia namun prinsip kerjanya justrul menghasilkan energi bukan menyimpan energi. Dengan begini tentu saja dalam penggunaanya kita tidak perlu repot-repot mengisi ulang batterei untuk menggunakannya. Kelebihan dari baterei jenis ini yaitu umur yang panjang, memiliki kepadatan energi yang tinggi, dapat berfungsi walaupun pada lingkungan bertekanan tinggi seperti di bawah air atau di ruang angkasa. Energi berupa listrik yang dihasilkan baterei nuklir bersumber dari peluruhan radioisotop sehinnga tidak perlu mengisi bahan bakar. Kelemahan dari baterai ini adalah bahwa kerapatan daya mereka lebih rendah atau sebanding dengan baterai kimia. Mereka juga memiliki efisiensi konversi efisiensi rendah -10%. Kelebihan lainnya bahwa ini dapat dibuat dari limbah fisi nuklir.
Prinsip Kerja
batterei nuklir
Meskipun sama-sama
menghasilkan energi, prinsip kerja batterei nuklir berbeda dengan pembangkit
listrik tenaga nuklir (PLTN). Pembangkit listrik tenaga nuklir memanfaatkan panas dari hasil
reaksi fisi maupun fusi dari bahan radioaktif, hal ini berbeda pada betterei nuklir
yang memanfaatkan proses terjadinya reaksi peluruhan (decay process) yaitu
proses peluruhan inti atom dari tidak stabil menjadi stabil yang terjadi secara
spontan disertai dengan pemancaran radiasi dalam bentuk sinar alpa, beta dan
gamma.
Agar baterai nuklir dapat fungsi, sumber daya
harus berupa bahan radioaktif isotop. Isotop adalah unsur yang memiliki Nomor
Atom (Proton) sama tapi Nomor massanya (Neutron) berbeda. Misalnya, klor (Cl, Z
= 17) memiliki 76% dari inti yang mengandung N =
18 neutron sementara yang lain 24% memiliki N = 20 neutron. struktur atom yang
tidak stabil menyebabkan terjadinya puruhan yang disertia dengan emisi berbagai
jenis partikel, radiasi elektromagnetik, serta panas, yang merupakan proses yang
dikenal sebagai radioactivitas.
Desain baterei menggunakan komponen yang memungkinkan terjadinya
konversi langsung dari emisi radioaktif menjadi arus listrik. Peluruhan yang
terjadi pada sumber arus listrik mendorong sebuah alat yang mengubah partikel
bermuatan listrik. Prinsip kerja batterei bergantung dari desain baterei yang
disesuaikan dengan sumber penghasil listrik.
Flow Chart Tranfer energi baterei Nuklir |
Gambar 1 memperlihatkan opsi alur transfer energi menjadi listrik
dengan sumber utama adalah dari proses peluruhan radioaktif yang digunakan pada
baterei. Proses peluruhan disertai dengan radiasi partikel (alfa, beta, gamma)
dan pelepasan energi atau kalor. Partikel-partikel emisi ketika berinteraksi
atau menembus bahan tertentu maka dapat menyebabkan terjadinya ionisasi. Panas
dan ionisasi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik (cabang 1,
2 dan 4).
Dalam kasus yang paling sederhana, pada desain dasar baterrei
nulkir sumber radioaktif diletakkan dalam foil konduktif yang menghadap sebuah foil
logam di mana muatan elektrostatik akan diakumulasikan. Sumber dan logam foil
dipisahkan oleh bahan dielektrik. Skema sel biaya langsung dengan beban untuk
menggambarkan proses pengisian ditunjukkan pada Gambar dibawah
Skema Cell Batterei nuklir |
di mana A adalah aktivitas bahan radioaktif dan εavg
adalah energi rata-rata dari partikel radioaktif yang dipancarkan dalam Joule.
Tak terlepas dari itu, dalam desain batterei nuklir juga
mempertimbangkan sumber radioaktif yang digunaan yaitu melihat karakteristik
dari jenis partikel yang yang ipancarkan.
1. Radiasi Alpha (a)
Radiasi ini pada umumnya terjadi pada elemen berat, yaitu atom yang nomor massanya besar (mohon dilihat sistem periodik/tabel berkala) yang tenaga ikatnya rendah, yaitu tenaga ikat antara elektron dan inti atomya rendah. Radiasi Alpha pada umumnya diikuti juga oleh peluruhan radiasi Gamma. Atom yang mengalami peluruhan radiasi Alpha, nomor massanya akan berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2, sehingga radiasi Alpha disamakan dengan pembentukan inti Helium yang bermuatan listrik 2 dan bermassa 4. Contoh peluruhan radiasi Alpha adalah peluruhan Plutonium menjadi Uranium yang reaksinya sebagai berikut:2. Radiasi Beta Negatif (b-)
Radiasi Beta Negatif disamakan dengan pemancaran elektron dari
suatu inti atom. Bentuk radiasi ini terjadi pada inti yang kelebihan elektron
dan pada umumnya juga disertai juga dengan radiasi Gamma. Pada radiasi Beta
Negatif, nomor atom akan bertambah 1, sedangkan nomor massanya tetap. Contoh
peluruhan radiasi Beta Negatif adalah :
3. Radiasi Beta Positif (b +)
Radiasi
ini sama dengan pancaran positron (elektron positif) dari inti atom. Bentuk
peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan proton. Pancaran positron dapat
terjadi bila perbedaan energi antara inti semula dengan inti hasil perubahan
(reaksi inti) paling tidak sama dengan 1,02 MeV. Radiasi Beta Positif akan
selalu diikuti dengan peristiwa annihilasi atau peristiwa penggabungan, karena
begitu terbentuk zarah Beta (+) akan langsung bergabung dengan elektron (-)
yang banyak terdapat di alam ini dan menghasilkan radiasi
Gamma yang lemah. Contoh radiasi Beta Positif :
Jenis radiasi lainnya (radiasi Gamma, radiasi Neutron dan lain
sebagainya) tidak dibahas dalam kaitannya dengan baterai nuklir, karena dalam
peluruhannya tidak menghasilkan elektron atau muatan listrik yang langsung
dapat mengionisasi medium yang pada akhirnya dapat diubah menjadi tenaga
listrik arus searah. Selain dari itu, radiasi Gamma dan Neutron mempunyai daya
tembus yang sangat besar, sehingga menyulitkan untuk mengukungnya agar radiasi
tidak menembus dinding baterai nuklir. Kalaupun dinding baterai buklir dibuat
tebal, akan berdampak pada masalah biaya dan secara teknis akan kalah bersaing
dengan sumber radiasi Beta (b-) yang banyak digunakan dalam baterai
nuklir.
Jenis-jenis batterei nuklir
1.
Baterei
betavoltage
Seperti namanya baterei betavolrage meggunakan partikel beta dalam
menghasilkan arus listrik. Konver energi dilakukan dengan menggunakan persimpangan
semikonduktor. Partikel beta Energetic (biasanya beberapa keV) yang dihasilkan
akan menumbuk bahan semikonduktor untuk menghasilkan ratusan ribu pasangan
elektron-lubang. Jika perangkat yang dirancang dengan baik, sebagian besar
elektron bebas dapat menyapu medan listrik yang dibangun di p-n diode untuk
menghasilkan arus yang dapat diumpankan ke beban. Gambar 2 menggambarkan proses
ini.
1. Baterai nuklir “contact potential difference battery”
Baterai nuklir ini sering disingkat
dengan baterai CPD (Contact Difference Potential). Elektrode yang digunakan adalah 2 jenis
bahan logam yang mempunyai sifat “work function” yang sangat berbeda. Work function suatu
bahan adalah energi yang diperlukan untuk membebaskan adioiso keluar orbitnya.
Bahan adioisot yang mempunyai sifat work function yang sangat jauh berbeda
adalah Seng (Zn) dan Karbon. Ruang diantara kedua adioisot, yaitu antara bahan
logam yang mempunyai sifat “work function” tinggi dan bahan logam yang
mempunyai “work function” rendah, diisi medium berbentuk gas, yaitu Tritium
yang setiap saat dapat diionisasikan oleh adioisotope menghasilkan adioiso dan
ion positif. Hasil ionisasi (adioiso dan ion) akan menuju ke masing-masing
elektrodenya sesuai dengan muatan listrik yang dibawanya. Penyerahan muatan
listrik ke masing-masing adioisot akan menimbulkan arus listrik searah secara
berkesinambungan. Radioisotop yang digunakan sama dengan baterai nuklir
pertama, yaitu Strontium 90 (Sr90).
2. Baterai nuklir PN junction
Baterai nuklir ini memanfaatkan sifat adioisotope yang dapat menimbulkan
berondongan adioiso (avalanche) pada salah satu elemen diode semikonduktor yang
dipasang di dalam wadah baterai. Bahan semikonduktor yang dapat menghasilkan
berondongan adioiso akibat terkena radiasi adalah Antimon. Sedangkan untuk
adioisot positifnya digunakan Silikon. Berondongan adioiso yang terbentuk akan
ditarik oleh adioisot positif dan pada saat penyerahan muatan listrik akan
timbul arus listrik searah seperti yang terjadi pada baterai nuklir CPD.
Baterai nuklir PN junction ini walaupun tegangannya rendah tapi arus yang
dihasilkan jauh lebih besar dari pada baterai nuklir lainnya. Sumber
adioisotope yang digunakan adalah Prometium 147 (Pm147) yang
mempunyai waktu paro 2,5 tahun, sehingga umur pakai baterai nuklir jenis ini
bisa mencapai 5 tahun.
3.
Baterai nuklir termokopel
Baterai nuklir jenis ini memanfaatkan
panas yang ditimbulkan oleh adioisotope yang ditempatkan pada bagian dalam
wadah yang dilengkapi dengan dua jenis logam yang bersifat sebagai termokopel.
Arus yang timbul dari adanya termokopel dapat menjadi tenaga baterai.
BAB III PENUTUP
Batterei nuklir merupakan salah satu bentuk pemanfaatan nuklir dalam
teknologi. Berbeda dengan batterei pada umumnya, baterei nuklir tidak menyimpan
energi tetapi menghasilkan energi. Proses menghasilkan energi listriknya pun berbeda
dengan proses pada reaktor nuklir yang memanfaatkan panas hasil reaksi fusi dan
fisi, pada baterei nuklir sumber penghasil energinya berasal dari proses
peluruhan yang terjadi, sehingga karakteristik dari baterei nuklir berbeda
tergantung bahan radioaktif yang digunakan. Sehubungan dengan hal tersebut maka
terdapat beberapa model baterei nuklir diantaranya betavolteic yang menggunakan
bahan radioaktif dengan emisi partkel berupa beta, Baterai nuklir “contact
potential difference battery” yang menggunakan particle alfa, Baterai nuklir PN
junction dan baterai nuklir termokopel yang memanfaatkan panas yang ditimbulkan
oleh adioisotope. Kelebihan dari baterei nuklir adalah lama masa aktifnya
tergantung dari lama waktu peluruhan bahan radioaktifnya, selain itu baterei
jenis ini tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan baik, tahan terhadap suhu
dan tekanan, dan dapat berfungsi di dalam air. Dalam pemanfaatanya baterei
nuklir digunakan sebagai sumber energi pacemaker (organ buatan yang ditanam di
dalam tubuh manusia), baterai pesawat luar angkasa, atau kapal selam.
DAFTAR PUSTAKA
Prelas,
Charles J, Weaver. Review of Nuclear
Batteries. Nuclear Science and
Engineering Institute, University of Missouri. Columbia.
Suhas
Kumar. 2015. Atomic Batteries: Energy from Radioactivity.
Department of
Electrical Engineering, Stanford University, Stanford.
Lao, randy.2011. A
Modular Design for Nuclear Battery Technology. Faculty of the
Physics Department California Polytechnic
State University, San Luis Obispo
dykuza. Baterai
Nuklir .Diakses tanggal 08 juni 2016. https://dykuza.wordpress.com/2013/11/21/baterai-nuklir/
Nikolayevna ,Galina Yakubova. 2010. Nuclear Batteries With Tritium And
Promethium-147 Radioactive Sources. Department of Nuclear, Plasma and
Radiological Engineering University of Illinois at Urbana-Champaign
1 komentar
✅Makalah Baterei Nuklir - Zona Pembelajar >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
✅Makalah Baterei Nuklir - Zona Pembelajar >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
✅Makalah Baterei Nuklir - Zona Pembelajar >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK pV
EmoticonEmoticon