Dalam
sejarah ada sejmulah ilmuan yang mengungkapkan
teori dan asumsi mereka tentang atom yang didasarkan oleh sejumlah
experiment yang mereka lakukan. Dimulai dari orang yang paing pertama
mengungkapkan pemikirannya tentang atom yang diikuti dengan sejumlah orang yang
ikut menyumbang pendapat dan teori tersediri dari mereka berdasarkan pola pikir
yang
berbeda. Hal tersebut menyebabkan dari masa ke masa konsep dan teori atom semakin berkembang.
berbeda. Hal tersebut menyebabkan dari masa ke masa konsep dan teori atom semakin berkembang.
·
Leukippos dan Demokritus (460 – 380
SM)
Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan
tentang keberadaan atom. Beliau bersama dengan muridnya benama Demokritus
muridnya mengemukakan pendapatnya tentang atom bahwa sebuah materi terbentuk dari partikel
yang sudah tidak terbagi lagi. Yang kemudian mereka namai dengan sebutan atom
(Yunani: atomos = tak terbagi). Namun, Pendapat ini ditolak oleh
Aristoteles, Dia berpendapat bahwa materi bersifat kuntinu (materi dapat
dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Oleh karena Aristosteles
termasuk orang yang sangat berpengaruh pada masa itu, gagasan tentang atom
memudar dan tidak mengalami perkembangan selama berabad-abad lamanya.
·
Teori atom Dalton
Setelah masa demokritus
berlalu pada tahun 1803 eorang ilmuan berkebangasaan inggris mengungkapkan
pemikirannya terhadap atom. Dia mendasari pemikinnya berdasarkan Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum
kekekalan massa (hukum Lavoisier) yang menjelasakan bahwa dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier
menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan
massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua
hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom yaitu
bahwa atom merupakan bagian dari suatu materi dimana merupakan penyusun dari
materi tersebut dan merupakan pertikel-pertikel yang sangat kecil, dimana
setiap unsur memiliki sifat yang sama atau identik dan tidak dapat diubah
menjadi struktur lain. Selain itu Dalton juga mendapatkan bahwa Pada reaksi
kimia terjadi penataulangan atom-atom yang bereaksi. Reaksi kimia terjadi
karena pemisahan atom-atom dalam senyawa untuk kemudian
bergabung kembali membentuk senyawa baru.
Teori atom
dalton pada saat itu diakui, namun sejalan dengan bergulirnya waktu seorang
ilmuan menemukan kelemahan dari teori dalton terbut. Kelemahan tersebut adalah
teori atom yang diungkapkan oleh dalton tidak dapan menjelaskan masalah seperti sifat listrik dari materi, spektrum unsur,
masalah pembentukan ikatan kimia dan lain-lain sebagainya. Diperkuat lagi dengan penelitian Tahun 1886
oleh Eugene Goldstein menemukan partikel bermuatan listrik positif yang
kemudian disebut proton. Dan tahun 1932 James Chadwick berhasil
menemukan neutron. Salah satu hipotesis Dalton adalah reaksi kimia
dapat terjadi karena penggabungan atom-atom atau pemisahan gabungan
atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan reaktif dengan air dan
dapat menimbulkan ledakan. Jika logam natrium direaksikan dengan gas
klorin yang bersifat racun dan berbau merangsang, maka akan dihasilkan
NaCl yang tidak reaktif terhadap air, tidak beracun, dan tidak berbau
merangsang seperti logam natrium dan gas klorin. Karena ada banyak hal
yang tidak dapat diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para ilmuwan
terdorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom
·
Teori Atom Thomson
Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson
berhasil membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa sinar katode adalah
berkas partikel yang bermuatan negatif (berkas elektron) yang ada pada
setiap materi yang didasarkan pada sebuah percobaan yang dia lakukan dengan
menggunakan tabung lucutan yang menghasilkan sinar katoda. Sinar ini ternyata
bermuatan listrik karena dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan
magnet. Jenis muatan sinar katoda ini adalah negatif yang selanjutnya disebut
sebagai elektron Thompson memperkirakan bahwa elektron ini sebagai partikel
elementer penyusun atom. Elektron merupakan partikel sub atomik pertama yang
dikenal manusia. Berdasarkan penemuan ini maka tahun 1898 J.J.Thomson
membuat suatu teori atom. Menurut Thomson, atom berbentuk bulat di mana
muatan listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan
oleh elektron-elektron yang berada di antara muatan positif.
Elektron-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam
roti, maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis.
Kelebihan dari teori atom oleh Thomson bahwa dapat membuktikan
adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom dengan kata lain, berarti
atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. Namun ternyata teori
atom menurut Thomson ini masih ada kekurangannya, yang coba dijelaskan oleh
ilmuan lain bahwa ternyata didalam atom itu ternyata masih ada muatan lain
selain muatan negatif yaitu proton atau muatan positip. Selain itu ternyata
muatan negatif atau elektron yang dijelskan oleh Thomson melalui teori roti
kismisnya itu memiliki susunan tersendiri. Imuan yang menagatkan hal itu adalah
Rutherford.
·
Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui
percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang
menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif
atom adalah tidak benar. Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911)
tertarik melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans
Geiger dan Ernest Marsden, Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan
sinar alfa. Partikel alfa bermuatan positif yang di pancarkan kesebuah
lempengan emas Sebelumya telah ditemukan adanya
partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus,
berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan
tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom
itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel
alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta
bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis,
maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang
dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih. Berdasarkan
kesimpulan tersebut Rutherford menyimpulkan bahwa:
1. Sebagian
besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel alfa diteruskan
(panah a).
2.
Di dalam atom terdapat suatu bagian
yang sangat kecil dan padat yang disebut inti atom; partikel alfa
dipantulkan kembali oleh inti atom (panah b).
3.
Muatan inti atom dan
partikel alfa sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel alfa
dibelokkan (panah b).
Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom
Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut: atom
tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan
dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah elektron. Diameter inti atom berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m. Teori atom Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar mengelilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas. Kelemahan teori atom Rutherford:
Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah elektron. Diameter inti atom berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m. Teori atom Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar mengelilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas. Kelemahan teori atom Rutherford:
- Tidak dapat menjelaskan bahwa atom
bersifat stabil. Teori atom Rutherford bertentangan
dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan danmemancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil. - Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis (diskrit/diskontinu). Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasannya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis
- Teori Atom Bohr
Diawali dari pengamatan Niels Bohr terhadap spektrum
atom, adanya spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya beredar pada
lintasan-lintasan dengan energi tertentu. Dengan teori Mekanika Kuantum Planck,
Bohr (1913) menyampaikan 2 postulat untuk menjelaskan kestabilan atom. Dua
Postulat Bohr:
- Elektron
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang stasioner yang
disebut orbit/kulit. Walaupun elektron bergerak cepat tetapi elektron
tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga energi elektron
konstan. Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi
inti atom mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh
ke inti.
- Elektron
dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang lain dengan
memancarkan atau menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau
diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit disebut foton.
Besarnya foton dirumuskan: E = hv = hc/panjang gelombangEnergi yang
dibawa foton ini bersifat diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap
energi, maka energi ini digunakan elektron untuk berpindah kulit dari
tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi. Pada saat elektron
kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi dengan
besar yang sama. Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan
tingkat energi tertentu yang dapat bergerak, sehingga frekuensi
cahaya yang ditimbulkan juga tertentu. Hal inilah yang digunakan
untuk menjelaskan spektrum diskrit atom hidrogen. Kelemahan teori
atom Bohr:
- Hanya
mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tetapi tidak mampu
menjelaskan spektrum
atom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektron yang lebih banyak). - Orbit/kulit
elektron mengelilingi inti atom bukan berbentuk lingkaran melainkan
berbentuk elips.
- Bohr
menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai partikel dan
gelombang, sehingga
kedudukan elektron dalam atom merupakan kebolehjadian.
·
Teori atom modern atau mekanika
kuantum
Setelah
teori Niehl Bohr ternyata juga mempunyai kelemahan, ilmuwan berikutnya yang
berusaha memperbaiki adalah Erwin Schrodinger. Berdasar pengembangan
selanjutnya yang mengatakan bahwa lintasan electron itu tidak berbentuk bulat
mengelilingi inti namun menyerupai gelombang. Oleh karena itu, posisinya tidak
dapat diketahui secara pasti. Teori atom mekanika kuantum memiliki persamaan
dengan teori Niels bohr mengenai tingkat-tingkat energy atau kulit atom, tetapi
berbeda dalam hal lintasan atau orbit tersebut. Percobaan yang dilakukannya
adalah percobaan Chadwick Kesimpulan hasil percobaan: sketsa teori mekanika
kuantum. Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron.
Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat
energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama
tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
EmoticonEmoticon