SEBERAPA PENTINGKAH ORANGTUA DALAM REHIDUPAN ANAK?
Pentingnya Orangtua Dalam Hidup Anak |
Orangtua menginvestasikan waktu, emosi, energi, dan uang dalam membesarkan anak. Mereka ingin apa yang mereka lakukan akan bermanfaat bagi kehidupan anak sehingga pengorbanan yang mereka lakukan membantu anak untuk tumbuh. Dalam sejarah umat manusia, hanya ada sedikit pertanyaan yang paling mengganggu orangtua.
Di awal 1980-an, dua pertanyaan riset diajukan mengenai pentingnya orangtua. Di satu sisi, penelitian yang menunjukkan bahwa peran utama genetik memengaruhi perkembangan anak menentang pandangan bahwa perilaku orangtua adalah pengaruh utama bagi anak. Penulis ternama Judith Rich Harris menasihati orangtua pada 1998 bahwa peran mereka dalam perkembangan anak "terlalu berlebihan. Anda meyakini bahwa Anda memengaruhi kepribadian anak lebih dari yang Anda lakukan.
Dia meyakini pengasuhan orangtua dalam 5 tahun pertama, tetapi gen orangtua dan pergaulan anak dengan teman sebaya adalah faktor penentu utama kepribadian anak dan kesuksesannya. Sejumlah ilmuwan sosial menyetujui pendapat ini.
Di saat yang sama saat penelitian mengenai gen menyarankan untuk mengurangi peran pengaruh orangtua, penelitian yang berfokus pada sifatplastis otak pada saat kelahiran membawa peneliti lain untuk menyimpulkan bahwa orangtua memiliki peran vital dalam memberi rangsangan dini yang dibutuhkan otak untuk perkembangan yang la-yak. Kecemasan orangtua meningkat karena mereka takut tidak mem-berikan rangsangan yang cukup dan sesuai.
Jadi, apa yang disarankan penelitian mengenai peran orangtua? Secara keseluruhan, penelitian menyatakan bahwa perilaku dan usaha orangtua adalah yang terpenting, meskipun bukan satu-satunya, yang memengaruhi perkembangan dan kompetensi anak.
Pengaruh genetik atau lingkungan tidak lagi dipertanyakan. Ke-duanya tidak terpisahkan dan keduanya mempunyai peranan penting dalam semua perilaku. Gen timbui hanya dalam lingkungan dan sejak saat terjadi pembuahan, orangtua memegang peran terbesar dalam menyediakan dan mengawasi kualitas lingkungan. Bahkan, sebelum kelahiran, lingkungan orangtua memengaruhi dan dapat mengubah seeara dramatis potensi genetik. Ketika gaya hidup kebanyakan orangtua melindungi perkembangan di dalam rahim, maka ibu yang mem-biarkan janin dan bayinya yang sedang tumbuh terpapar alkohol dan obat-obatan dapat membahayakan kontribusi genetik bagi anak.48 Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa lingkungan kerja ayah, alkohol, rokok, dan kebiasaan mertggunakan obat dapat memengaruhi kualitas sperma dan bayi yang akan lahir.
Gen memberikan serangkaian perilaku potensial bagi bayi yarig diperkuat oleh interaksi bersama orang-orang dan lingkungan. Bahkan, etika perilaku atau karakteristik banyak berada di bawah pengaruh gen, misalnya tinggi badan, lingkungan dapat memengaruhinya .Misalnya, di penjuru dunia, tinggi rata-rata meningkat selama abad ke-20 karena makanan yang lebih baik. Di negara kita, kita memiliki contoh orang Amerika keturunan Jepang yang lebih tinggi daripada kakek neneknya dikarenakan makanan mereka.
Ada empat area pengaruh orangtua setelah anak lahir: (1) mem- berikan lingkungan perlindungan untuk meredam risiko, (2) memberi- kan pengalaman yang membawa pada pengembangan potensi mak- simal, (3) menjadi penasihat dalam komunitas yang lebih besar, dan (4) menjadi kekuatan yang tak tergantikan dalam kehidupan anak.
Memberikan Lingkungan yang Protekif
Karakter pribadi orangtua, bentuk interaksi satu sama lain dan dengan anak mereka, serta interaksi mereka dengan institusi sosial mencip- takan lingkungan perlindungan atau risiko bagi anak yang lebih kon- sisten dibandingkan karakter yang dimiliki anak sendiri. Peneliti pada Rochester Longitudinal Study mengikuti perkembangan anak sejak lahir hingga remaja dan mengaitkan sejumlah faktor perlindungan dan risiko dalam kehidupan setiap anak pada fungsi sosial dan emosional.
Hanya kualitas pengasuhan ibu yang disertakan karena sedikit ayah yang ikut serta dalam penelitian ini.
Faktor protektif, yang diartikan sebagai faktor yang terkait de¬ngan perubahan positif dalam fungsi intelektual dan sosial emosional anak yang berusia antara 4 hingga 13 tahun, yaitu:
• Atmosfer umum yang positif dalam keluarga — perasaan baik dalam diri ibu, komentar positif pada anak.
• Mengajarkan anak untuk berpikir, berefleksi serta membuat
keputusan.
• Perasaan anak bahwa dunia bisa diprediksikan dan keluarga- nya memiliki dukungan.
• Penghargaan diri anak.
Orangtua sebagai Penasihat
Orangtua juga memengaruhi pertumbuhan anak secara tidak langsung melalui penggabungan sumber daya dan membantu anak memanfaat-kan keberadaan mereka untuk bertumbuh.
Orangtua yang memiliki anak dengan masalah kesehatan dan per-kembangan diminta melakukan perbaikan agar anak mereka menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan sosial. Pendampingan orangtua menghasilkan program pendidikan yang lebih baik, lebih sedikit anak yang tinggal di panti asuhan dan lebih banyak anak yang tinggal bersa-ma keluarga kandung atau keluarga angkat.
Susunan kehidupan ma-syarakat dan kesempatan pekerjaan bagi orang dewasa meningkat. Untuk mengembangkan sumber daya dan kesempatan agar anak dapat mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, orangtua telah meng-ubah cara kultural kita dalam melihat keterlambatan perkembangan.
Usaha orangtua di rumah bersama anak yang mengalami keterlambatan memberikan kontribusi khusus pada kehidupan anak. Orangtua "sering memiliki harapan yang dapat membantu kinerja anak-anaknya yang mempunyai ketidakmampuan melalui versi positif ramalan pe-menuhan harapan-atas-diri (self-fulfilling prophecy). Mereka berpikir bahwa anak dapat belajar sehingga mereka menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mengajar anak sehingga anak dapat belajar lebih banyak daripada yang dapat dilakukan di lingkungan yang tidak terlalu mendukung.
Anak dengan prestasi yang baik juga merasakan manfaat dari usaha dan kpmitmen orangtua. Penelitian yang dilakukan terhadap 120 pria dan wanita muda yang mendapat pengakuan intemasional atas kinerja luar biasa mereka dalam berbagai bidang, mencoba melihat pada proses bagaimana anak mencapai kehebatan itu.
Sosok Pengasuh yang Harus Ada dalam Kehidupan Anak
Ketika keluarga tidak mampu memberikan pengasuhan yang layak bagi anak, masyarakat berusaha memberikan pengasuhan tersebut. Sejumlah kasus di berbagai negara bagian menggambarkan kesulitan yang dialami masyarakat untuk memimculkan sosok orang dewasa sebagai pengasuh dalam kehidupan anak ketika tidak ada anggota keluarga.
Kasus terbaru di New Jersey menunjukkan secara gamblang kesulitan yang dihadapi agensi negara bagian ketika mereka berperan menjadi orangtua.64 Pada Januari 2003, anak berusia 7 tahun dengan nutrisi buruk ditemukan di sebuah bak dalam gudang yang terkunci dan kembarannya serta adiknya yang berusia 4 tahun ditemukan te-rantai di dekatnya, kurus, dan banyak goresan luka bakar. Ibu mereka telah dilaporkan ke Division of Youth and Family Services atas tindakan penganiayaan> dan penelantaran sebanyak sebelas kali dalam kurun waktu 10 tahun, tetapi agensi menutup kasus ini 1 tahun sebelumnya. Pada saat itu terdapat laporan bahwa ibu itu memukul dan membakar anak-anaknya> tetapi hal ini tidak diselidiki karena agensi tidak bisa menemukan keberadaan anak-anak tersebut.
Gubernur mendeklarasikan negara bagian dalam keadaan bahaya kepada agensi dan pekerja dan memerintahkan untuk segera menye-iidiki 280 kasus yang menonjol tentang anak yang menjadi korban penganiayaan. Pekerja tidak bisa menemukan 110 korban.65 Tinjauan kasus yang dilaporkan pada Division of Youth and Family Services 5 tahun sebelumnya mengungkap 82 anak telah tewas atau mengalami luka serius, di luar laporan mengenai penganiayaan yang masuk ke agensi.66
Survei federal menyatakan bahwa tidak satu pun dari 50 negara bagian memenuhi standar pemerintah dalam memberikan tempat ting-gal yang tetap dan aman bagi anak yang dianiaya. "Beberapa anak tersebut tidak mendapat perawatan yang lebih baik di bawah peng-asuhan negara dibandingkan ketika dirawat oleh orangtua yang me-nyiksa dan mengabaikan mereka,"6* ujar Carole Strayhorn, pejabat Texas yang melaporkan tingkat perawatan di negara bagian tersebut.
Karena pentingnya peran orangtua dalam kehidupan anak, harus-kah kita memikirkan lisensi bagi orangtua?
BAGAIMANA PASANGAN DALAM PROSES PENGASUHAN MELIHAT SATU SAMA LAIN
Orangtua merasa ngeri ketika menjadi orangtua. Dalam survei nasio-nal tahun 2002, persen mengatakan mereka tidak akan mau ditukar dengan apa pun untuk menjadi orangtua. Akan tetapi, di dalam sampel yang sama, enam dari sepuluh orangtua berpendapat mereka hanya meiakukan hal yang kurang atau buruk dalam membesarkan anak. Temuan ini merupakan pengulangan dari survei nasional serupa tahun 1996 di mana orangtua dan non-orangtua berpendapat bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan mereka.
INTERAKSI PASANGAN DALAM PROSES PENGASUHAN
Ketika penelitian menjadi lebih canggih dengan,mengukur pembawaan genetik anak dan sampel longitudinal termasuk partisipasi kelompok etnik dan teknik statistik yang dikembangkan, kita melihat lebih jelas cara yang kompleks di mana tiga pihak berkontribusi pada pertum-buhan anak. Kami menggambarkan titik ini dengan kontribusi ketiga pihak bagi perkembangan jangkauan perhatian, sebuah kualitas yang penting untuk pembelajaran, pengaturan emosi, dan kontrol perilaku. Contoh berikut ini hanya memberikan sedikit dari banyak faktor yang memengaruhi jangkauan perhatian, tetapi hal ini menggambarkan kualitas anak, campur tangan orangtua, dan tindakan lingkungan sosial yang kesemuanya berinteraksi untuk membantu pertumbuhan.
Genetik bawaan anak memainkan peran penting. Misalnya, anak dengan masalah perhatian cenderung memiliki gen DRD4 7-repeat allele. Perilaku pengasuhan berperan karena anak dengan gen tersebut cenderimg reaktif terhadap ketidaksensitifan pengasuhan.
BAGAIMANA MEMBESARKAN AHAK MEMBANTU ORANGTUA BERKEMBANG
Orangtua menulis mengenai cintanya yang kuat kepada anak mereka. Mereka menulis mengenai stres, tetapi jarang menyinggung perubahan positif yang dialami orangtua ketika mereka membicarakan bagaimana proses mengasuh telah mengubah mereka (lihat Kotak 1-5). Orangtua tersebut menggunakan frasa seperti "orang yang lebih baik/' "lebih sabar," "lebih ramah," "lebih bertanggung jawab," "lebih berorientasi pada masa depan."
Buku terbaru Katherine Ellison, The Mommy Brain: How Motherhood Makes Us Smarter, melihat penelitian yang menunjukkan bagaimana ibu secara khusus, dan hal ini bisa terjadi pula pada ayah atau pengasuh lamnya, mengalami perubahan positif dalam kepribadian dan perilaku mereka sebagai hasil dari pengasuhan anak. Setelah kelahiran dua anak laki-lakinya, Ellison menemukan bahwa, "Saya mengeluhkan lebih banyak hal tetapi saya mencapai lebih banyak hal juga" (dua buku dalam rentang 4 tahun saat mengasuh keluarganya dan menjadi penulis lepas). "Meskipun saya sering sangat letih, saya lebih termotivasi, ber-gairah dengan semua yang saya pelajari dalam pekerjaan dan di rumah. Anak saya tidak hanya menginspirasi orientasi masa depan saya pada lingkungan tetapi juga memberikan 'izin' bagi saya untuk lebih fleksibd di dalam pekerjaan. Hal ini membuat saya lebih kreatif. Anak-anak juga memberi pelajaran yang terus-menerus mengenai sifat manusia, sifat mereka dan sifat saya sendiri.
PERTANYAAN PRAKTIS: APAKAH PENGASUHAN SAYA DITENTUKAN OLEH APA YANG TELAH DILAKUKAN OLEH ORANGTUA SAYA?
Banyak orangtua dan calon orangtua merasa cemas ketika mereka membaca pemyataan di koran dan majalah bahwa orangtua yang se-cara fisik sering menyiksa anak mereka, semasa kanak-kanak juga mengalami penyiksaan, sama halnya dengan orangtua pecandu alkohol tumbuh di dalam keluarga yang memiliki orangtua pecandu alkohol.
Apakah pengasuhan dibatasi oleh gen atau apa yang dialami orangtua di masa kanak-kanak? Jawaban singkatnya ialah "Tidak." Pengaruh genetik yang berhubungan dengan kualitas temperamen se-perti sifat mudah marah atau sifat cuek/santai tentu memengaruhi apa yang kita iakukan sebagai orangtua. Hal tersebut dapat membuat se-jumlah perilaku pengasuhan yang melibatkan pengendalian emosi men-jadi lebih sulit atau lebih mudah dilakukan. Seperti yang akan kita lihat, perilaku pengasuhan tersebut dapat dimodifikasi melalui upa-ya. Pengalaman kanak-kanak dengan orangtua memengaruhi perkem-bangan kita, sering dengan cara-cara yang rumit baru kita mulai me-mahami, tetapi penelitian mengindikasikan bahwa orangtua dapat me-nerima pengalaman di masa kecil dan mengembangkan perilaku yang mereka inginkan saat menjadi orangtua.
Meskipun benar, misalnya, bahwa orangtua yang tersiksa secara fisik saat anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk bersifat menyiksa daripada orangtua yang tidak mengalami hal ini —antara 25 hingga 35 persen orangtua tumbuh dengan menyiksa anak mereka— namun, mayoritas orangtua tidak menyiksa anak mereka.
EmoticonEmoticon