Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah atau fenomena alam dalam rangka memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Mengingat besarnya peranan ilmu fisika dalam kehidupan manusisa, dalam ilmu fisika dikenal pameo ‘physics to day is technology tomorrow’. Fisika hari ini adalah teknologi hari esok. Adalah tantangan bagi semua guru fisika untuk menyajikan fisika sebagai pelajaran yang menarik dan menantang minat siswa.
Telah diketahui bersama bahwa di kalangan siswa SMP atupun SMU telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari fisika dengan senang hati, merasa terpaksa, atau karena hanya karena kewajiban semata. Disamping itu (kemasan) packeging pelajaran fisika oleh guru yang kurang menarik minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran fisika.
Belajar fisika akan menyenangkan kalau memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum ia fahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang meraka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran fisika. Oleh karena itu, motivasi belajar merupakan modal pertama untuk menghadapi halangan atau kesulitan apapun ketika sedang belajar fisika.
Tidak sedikit siswa yang merasa stress ketika akan mengikuti pelajaran fisika. Hasil - hasil evaluasi belajar pun menunjukkan bahwa nilai rata - rata kelas di rapor untuk pelajaran fisika seringkali merupakan nilai yang terendah dibanding dengan pelajaran pelajaran lain.Tanpa disadari, sebenarnya para pendidik atau guru turut memberikan adil terhadap faktor yang menyebabkan kesan siswa tersebut di atas. Kesalahan - kesalahan yang cenderung dilakukan para guru fisika adalah sebagai berikut:
1. Seringkali, fisika disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus dihafal mati oleh siswa, hingga akhirnya ketika evaluasi belajar, kumpulan tersebut campur aduk dan menjadi kusut di benak siswa.
2. Dalam menyampaikan materi kurang memperhatikan proporsi materi dan sistematika penyampaian, serta kurang menekankan pada konsep dasar, sehingga terasa sulit untuk siswa.
3. Kurangnya variasi dalam pengajaran serta jarangnya digunakan alat bantu yang dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi yang dipelajari.
4. Kecendrungan untuk mempersulit, bukannya mempermudah. Ini sering dilakukan agar siswa tidak memandang remeh pelajaran fisika serta pengajar atau guru fisika.
5. Pengantar atau prakondisi pembelajaran fisika yang kurang menarik minat dan motivasi belajar siswa.
EmoticonEmoticon