pada artkel ini akan dibahas mengenai Pengertian Keterampilan Genetik Sains dan Indikatornya.
1)
Pengamatan
langsung
2)
Pengamatan
tidak langsung
3)
Kesadaran
tentang skala besaran
4)
Bahasa
simbolik
5)
Kerangka
logika taat azas dari hukum alam
6)
Inferensi
atau konsistensi logika
7)
Hukum sebab
akibat
8)
Pemodelan
matematis
9)
Membangun
konsep
Keterampialn Generik Sains adalah ?
Jika dikaji dari struktur
katanya, keterampilan generik sains terdiri dari 3 suku kata yaitu
keterampilan, generik dan sains. Keterampilan menurut KBBI adalah kecakapan
untuk melakukan tugas. Keterampilan yang lazim dikenal dengan skill kemampuan untuk melakukan beban
kerja baik sacara fisik maupun mental. Dalam belajara mengajar sebagai sarana
menumbuhkan ketrampilan, tugas dan beban kerja yang dimaksu dapat berupa aktivitas kognitif ataupun psikomotorik
yang biasanya diperoleh melalui latihan.
Generik dalam KBBI
berarti Umum. Secara bersama keterampilan genetik dapat diartikan sebagai
kecakapan dalam menerapkan pengetahuan (Hidayanti, 2014).
Keterampilan genrik juga dikelan sebagai keterampilan inti, keterampilan
esensial dan kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Kemudian Sains dalam KBBI
adalah ilmu pengetahuan. Sains adalah ilmu penetahuan yang secara sistematis
mengkaji alam dan dunia fisik. Asal dari segala konsep sains adalah alam
melalui hasil pengkajian mendalam mengenai gejala alam yang ditemukan manusia.
Jadi secara umum dari
sturktur kata kita dapat mengartikan Keterampilan generik sains sebagai
Kecapakan untuk menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu tugas ilmiah
(sains).
Sebagai bahan pembanding perlu
ditambahkan definis Keterampilan generik sains Menurut ahli. Salah satunya
menurut Brotosiswojo dalam (Hidayat, 2014) dimana disebutkan bahwa Keterampilan
generik sains adalah salah satu kemampuan dasar yang bersifat umum, fleksibel dan berorientasi
sebagai bekal mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih tinggi atau melayani
tugas-tugas bidang ilmu/pekerjaan yang lebih luas, yaitu tidak hanya sesuai
bidang keahliannya tetapi juga bidang lain. Keterampilan generik sains merupakan kemapuan dasar yang sepatutnya
dimiliki para peserta didik dalam rangka meningkatkan potensi sumber daya
manusia secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena
keterampilan generik sains merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan siswa.
Indikator Keterampilan Generik Sains
Dalam implementasi dalam rancangan suatu pembelajaran untuk menumbuhkan
Keterampilan Generik Sains di sekolah, indikator dari Keterampilan Generik
sains perlu untuk diketahui sebagai acuan dalam menerapkan dan juga untuk
mengukur tingkat Keterampilan generik sains siswa pasca pembelajaran dikelas.
Menurut Brotosiswoyo (2000) dalam (Liliasari &
Ramlawati, 2014) terdapat 9 jenis keterampilan generik sains yaitu pengamatan langsung, Pengamatan tidak langsung, Kesadaran tentang skala besaran, Bahasa Simbolik, Infrensi Logika, Konsistensi
Logi, hukum sebab akibat, pemodelan Matematis dan membangun konsep.
1)
Pengamatan
langsung
Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung dengan
menggunakan indera. Sebagai contoh adalah saat kita mengamati gelombang air
yang terbentuk saat kita melempar batu dalam sungai.
Aspek pendidikan yang dapat muncul dari pengamatan langsung adalah
kesadaran akan batas-batas ketelitian yang dapat diwujudkan dan sikap jujur
terhadap hasil pengamatan.
Indikasi pengamatan langsung adalah ketika siswa mampu menggunakan indranya
dalam mengamati percobaan, mengumpulkan data dan mencari perbedaan ataupun
kesamaan dari dua atau lebih objek yang diamati.
2)
Pengamatan
tidak langsung
Pengamatan yang menggunakan alat bantu karena keterbatasan alat indera
kita. Penggunaan jangka sorong untuk mengukur jari-jari luar dan dalam tabung
reaksi merupakan contoh dari pengamatan tak langsung. Pengamatan tidak langsung
mengajarkan pada manuasia akan keterbatasan kemampuannya, sehingga perlu selalu
mawas diri.
3)
Kesadaran
tentang skala besaran
Memahami adanya skal/ukuran yang membedakan karakteristik objek ataupun
fenomena alam.
Fisika membahas peristiwa-peristiwa alam baik dalam keadaan makro maupun
mikro. Untuk besaran panjang, fisika membahas ukuran yang sangat besar misalnya
tahun cahaya, tetapi juga membahas ukuran panjang yang sangat kecil misalnya
ukuran molekul atau atom.
4)
Bahasa
simbolik
Banyak perilaku alam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa komunikasi
sehari-hari, khususnya perilaku yang bersifat kuantitatif. Sifat kuantitatif
tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif
juga. Ungkapan persamaan usaha yang dilakukan oleh gas ketika berekspansi
secara isotermal dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial merupakan contoh
penggunaan bahasa simbolik. Dalam belajar Sains penggunaan bahasa simbolik
sangat membantu dalam mengomunikasikan ide yang kompleks menjadi lebih
sederhana.
5)
Kerangka
logika taat azas dari hukum alam
Dalam ilmu sains diyakini bahwa aturan alam memiliki sifat taat azas secara
logika. Contoh pemikiran yang taat azas dalam ilmu fisika adalah hukum mekanika
Newton dan elektrodinamika Maxwell dapat dibuat taat azas dengan relativitas
Einstein.
6)
Inferensi
atau konsistensi logika
Logika sangat
berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak fakta yang tak dapat
diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensia logika dari
konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar sains.
Dalam fisika dikenal beberapa penemuan partikel mikro telah didahului oleh
dugaan teoritis bahwa partikel-partikel tersebut memang ada. Dalam menyampaikan
dugaannya para ilmuwan mengandalkan inferensi logika. Contoh dalam kasus ini
adalah inferensi logika yang dilakukan setelah munculnya teori relativitas
Einstein. Pada teori tersebut muncul persoalan kecepatan cahaya sampai pada
akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa ada ekivalensi antara massa benda dan
energi dengan hubungan E=mc2. Hasil inferensi logika tersebut akhirnya memang
benar-benar terbukti secara empiris. Contoh yang lain adalah suhu nol kelvin
yang sampai saat ini masih belum dapat diverifikasi, tetapi diyakini benar.
7)
Hukum sebab
akibat
Rangkaian
hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati diyakini sains selalu
membentuk hubungan yang dikenal sebagai hukum sebab akibat. Indikator KGS berupa Hukum Sebab akibat disini
berupa kemampuan untuk menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih dalam
suatu gejala alam tertentu dan Memperkirakan penyebab suatu fenomena/gejala
alam
8)
Pemodelan
matematis
Banyak ungkapan aturan dalam fisika yang disebut ”hukum” dinyatakan dalam
bahasa matematika yang disebut rumus. Rumus-rumus yang melukiskan hukum-hukum
alam dalam fisika adalah buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan
perangai alam tersebut baik dalan bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Jadi
kita dapat menyebutnya sebagai model yang pengungkapannya menggunakan bahasa
matematika. Pemodelan matematika sering disebut sebagai model simbolik karena
bersifat abstrak dan dapat diungkapkan secara simbolik berupa rumus. Pemodelan
matematika umumnya bertujuan untuk memperoleh hubungan yang lebih akurat yang
berlaku dalam suatu sistem dalam alam. Melalui pemodelan matematik kita dapat
meramalkan suatu fenomena fisika.
9)
Membangun
konsep
Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan menggunakan bahasa
sehari-hari. Kadang-kadang diperlukan sebuah konsep atau pengertian-pengertian
baru yang maknanya tidak ditemukan dalam bahasa sehari-hari. Misalnya adalah
momen gaya yang dibentuk dari konsep gaya dan lengan gaya.
Berikut 9 jenis keterampilan generik sains tersebut dan indikatornya masing-masing.
Berikut 9 jenis keterampilan generik sains tersebut dan indikatornya masing-masing.
No. | Indikator Keterampilan Generik Sains | Karakteristik |
---|---|---|
1 | Pengamatan Langsung | · Menggunakan sebanyak mungkin indera dalam mengamati percobaan/fenomena alam |
· Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan atau fenomena alam | ||
· Mencari perbedaan dari dua buah objek atau lebih yang diamati | ||
2 | Pengamatan tidak langsung | · Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu indera dalam mengamati percobaan /gejala alam |
· Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan fisika atau fenomena alam | ||
3 | Kesadaran tentang skala | · Menyadari obyek-obyek alam dan kepekaan yang tinggi terhadap skala numerik sebagai besaran/ukuran skala mikroskopis atau makroskopis |
· membandingkan 2 atau lebih objek berdasarkan skala fisik | ||
4 | Bahasa simbolik | · Memahami simbol, lambang, dan istilah |
· Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran dari persamaan | ||
· Menggunakan aturan matematis untuk memecahkan masalah /fenomena gejala alam | ||
· Membaca suatu grafik/diagram, tabel, serta tanda matematis | ||
5 | Kerangka logika | · Mencari hubungan logis antara dua aturan |
6 | Inferensi Logika | · Memahami aturan-aturan |
· Berargumentasi berdasarkan aturan | ||
· Menjelaskan masalah berdasarkan aturan | ||
· Menarik kesimpulan dari suatu gejala berdasarkan aturan/hukum-hukum terdahulu | ||
7 | Hukum sebab akibat | · Menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih dalam suatu gejala alam tertentu |
· Memperkirakan penyebab gejala alam | ||
8 | Pemodelan Matematik | · Mengungkapkan fenomena/masalah dalam bentuk sketsa gambar/grafik |
· Mengungkap fenomena dalam bentuk rumusan | ||
· Mengajukan alternatif penyelesaian masalah | ||
9 | Membangun Konsep | menggunakan konsep untuk mejelaskan fenomena |
EmoticonEmoticon