Makalah Virus Corona PDF

Berikut Makalah Virus Corona yang bisa anda unduh. Makalah ini berjudul Aspek Fisis Virus Corona. Menyangkut Makalah Aspek fisis padaVirus Corona ini, kami susun dengan rujukan beberapa referensi yang bisa diakses di internet. 

Kami sadari makalah ini masih terbatas dan penuh kekurangan dalam berbagai hal tetapi kami selaku penyusun makalah tetap berharap bahwa dengan kehadiran makalah ini kiranya bisa mendatangkan manfaat baik untuk kami pribadi maupun bagi teman-teman sekalian dalam rangkat menambah wawasan kita. Sebagai bentuk umpan balik kepada kemi selaku penyusus materi, kepada pembaca jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran berkaitan dengan makalah ini.


Pendahuluan

Virus Corona yang saat ini menjadi sumber dari wabah penyakit yang diistilahkan dengan Covid-19 Pertama kali dideteksi dan di informasikan oleh WHO pada 31 desember 2019 silam dimana kota wuhan china disinyalir merupakan kota awal virus ini berasal[1]

Dugaan asal virus corona yang dipublikasikan oleh media di china adalah berasal dari hewan jenis kelelawar dan kalajengking, meskipun banyak juga teori konspirasi yang mengatakan bahwa Virus Corona ini adalah jenis virus yang sengaja dikembangkan untuk tujuan senjata bilogis yang kemudian bocor dan tersebar ke lingkungan.

Memasuki tahun 2020 masalah ini menjadi kian membesar dan sekarang tidak hanya terjadi di china saja melainkan merambat ke negara-negara lain di dunia termasuk indonesia. Hingga saat ini pasien kasus Covid-19 diindonesia telah mencapai 1.046 kasus 87 orang meninggal dunia dan 46 orang dinyatakan sembuh[2]. Guna menanggulangi dampak virus corona ini pemerintah indonesia mengalahkan berbagai cara seperti larangan mengadakan keramaian dan pengkarantinaan orang yang positif terjangkit maupun orang yang berpotensi tepapar virus corona.

Virus merupakan objek kajian pada ilmu basic sains terutama biologi yang mempelajari tentang makhluk hidup. Namun tidak terbatas pada biologi saja karena banyak hal-hal yang berhubungan dengan virus ini yang bisa dipelajari melalui fisika terutama mengenai aspek-aspek fisis dari virus corona ini. Untuk membahas mengenai aspek-aspek fisis dari virus corona ini maka disusunlah sebuah makalah berjudul aspek fisik virus corona.

Pokok Bahasan


    Terdapat beberapa pokok bahasan yang berupa objek fisika yang dibahas pada makalah ini. Adapun pokok bahasan tersebut adalah sebagai berikut :
    1. suhu yang ideal Virus Corona untul berkembang biak dan suhu resisten.
    2. Ukuran virus Corona
    3. Cara menanggulangi Virus dengan energi tertentu
    4. Cara penyebaran
    5. Tempat virus berkembang biak

    Suhu ideal Virus Corona untul berkembang biak dan suhu resisten

    Terkait dengan adakah pengaruh suhu terhadap perkembang biakan dan penularan virus corona masih merupakan bahan kajian kotemporer yang banyak menimbulkan perbedaan pendapat dan hasil penelitian. Namun sejumlah besar penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa suhu mempengaruhi tingka laku virus corona.

    Sebuah jurnal berjudul Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents yang dipublikasikan 31 januari 2020 menyebutkan bawah Human coronaviruses can remain infectious on inanimate surfaces at room temperature for up to 9 days. At a temperature of 30°C or more the duration of persistence is shorter. Veterinary coronaviruses have been shown to persist even longer for 28 d[7] .

    Pada kasus terinfeksi virus corona dapat bertahan hidup dan melakukan transmisi atau penularan pada suhu kamar (20-25°C) sehingga pada rentang suhu dibawah 26°C virus corona mempunyai resitansi untuk berhana hidup dan berkembang biak melalui infeksi inang. Sementara pada suhu 30°C atau diatasnya durasi bertahan hidup virus coronoa lebih rendah. Informasi lain dikatakan bahwa sama dengan virus secara umum dimana pada suhu 56°C virus corona tidak dapat lagi bertahan hidup.

    Dalam sebuah penelitian pada laboratory-grown copy of the coronavirus (SARS-CoV-2) menujukkan menunjukkan bahwa panas memengaruhi virus dan memengaruhi perilakunya. Nicholls dan rekan-rekannya dari tim di Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, Cina, sebelumnya menghasilkan penelitian, yang diterbitkan pada bulan Februari , dengan memperhatikan efek panas terhadap aktivitas virus corona. 

    Penelitian mereka didasarkan pada salah satu salinan SARS-CoV-2 yang dikembangkan laboratorium pertama di dunia. Mereka mengatakan bawah Temperatur dapat secara signifikan mengubah transmisi COVID-19 dan juga mengatakan bahwa "virus sangat sensitif terhadap suhu tinggi[8].

    Kaiatanya dengan suhu, temperature rata-rata lingkungan suatu negara yang dipengaruhi oleh posisi geografis dikatakan berpengaruh terhadap trasmisi virus corona. Satu makalah penelitian baru-baru ini mendukung pernyataan ini dengan menunjukkan kedekatan titik api utama. 

    Para peneliti menyebutkan  bahwa COVID-19 telah membentuk penyebaran komunitas yang signifikan di kota-kota dan wilayah hanya sepanjang distribusi timur-barat yang sempit kira-kira sepanjang 30-50 koridor lintang utara pada pola cuaca yang sama secara konsisten ( 5-11 derajat C [41 hingga 51 F] dan kelembaban 47-79 persen)[9] .


    Gambar 2 Skema Persebaran Suhu

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas. negara-negara yang hingga bulan maret ini mengalami kasus desiase akibat virus corona dalam jumlah besar berada pada zona kuning seperi halnya neraga italia dan USA. Kemudian Jumlah pasien dan kematian yang dilaporkan di Asia Tenggara jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan daerah beriklim lebih yang tercatat. Sehingga hubungan antara suhu di kota-kota yang terkena COVID-19 patut mendapat perhatian khusus.

    Di china sendiri dari data yang dikumuplkan saat awal mula penyebaran virus sebelum pemerintah china mengambil tindakan ditemukan bahwa kota-kota di Cina utara, di mana suhu dan kelembaban relatif lebih rendah, memiliki nilai transmisi yang lebih besar dari pada kota-kota di sepanjang pantai tenggara china.

    Ukuran Virus Corona

    Secara umum semua virus yang telah dipelajari mempunyai ukuran berkisar dengan diameter berkisar antara 20 sampai 300 nanometer, sementara rentang panjang mereka antara 20 sampai 14.000 nanometer. Satu nanometer sama dengan sepermilyar dari satu meter, yang bahkan lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia. Bahkan, diameter sehelai rambut manusia adalah sekitar 100 kali lebih besar dari nanometer[10].

    Dari segi ukuran corona virus yang pernah diteliti sebagai penyebab SARS dan MERS mempunyai ukuran sekitar 65-125 nm [11]. Dari sumber informasi dalam negeri dikatakan bahwa virus corona penyebab Covid-19 adalah jenis virus dengan ukuran relatif lebih besar dari pada virus secara umumnya yaitu berdiametere 400-500 micrometer [12]

    Dengan ukuran tersebut, corona virus tidak bisa diamati secara langsung. Untuk mengamati perlu bantuan microskop elektron.

    Gambar 3 Struktur 2019-ncov

    Cara menanggulangi Virus

    Metode pengobatan bagi orang yang positif terinfeksi virus corona dilakukan dengan meredahkan gejala-gejala yang mucul seperti deman, batuk, flu dan lain-lain. Hal ini dikarenanakan hingga kini belum ada vaksin virus corona.
    Sementara untuk langkah pencegahan terjadinya penyebaran virus secara masif pemerintah mengeluarkan regulasi untuk segera mengkarantina orang-orang yang memperlihatkan ciri-ciri infeksi virus corona. Selain itu orang-orang yang berasal dari luar negeri diperiksa dan di isolasi selama 14 hari. Regulasi lain adalah larangan mengadakan kegaiatan tertentu dan bahkan sudah ada wacana mengenai ancang-ancang untuk melakukan karantina kewilayaan atau lockdown.

    Bentuk lainnya adalah anjuran kepada masyarakat untuk menggunakan alat Pelindung diri (ADP) ketika terpaksa berada dalam keramaian. Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Oleh karena itu jangan mengandalkannya sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknisyang efektif, maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas. 

    APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne.

    Pada keadaan dimana virus belum menginfeksi atau berada pada lingkungan ataupun permukaan tertentu dengan memanfaatkan sifat virus secara umum yang tidak tahan terhadap suhu tinggi di mana aktivitas dan daya tranmisi virus akan menurun diatas suhu 30°C dan musnah pada suhu 56°C maka perlakuaan berupa pemberian energi dalam hal ini adalah ppanas bisa dilakukan sebagai bentuk penaggulangan terhadap potensi keberadaan virus di lingkungan kita.
    Berikut data hasil berbagai penelitian mengenai ketahanan virus corona terhadap suhu dan PH generasi sebelumnya penyebab SARS dan MERS yang dikeluatkan oleh WHO.




    Dari data tersebut fakta yang diketahui bahwa pada subtrak tanpa bahan kimia dan dalam kondisi tidak menginfeksi inang, virus corona akan mati menit pada suhu 56 C dengan laju kematian sebanyak 10.000 virus/15 menit. Sementara pada rentang suhu 30 -37°C Virus corona dapat bertahan hidup kurang dari 1 jam. BMKG mencatat suhu di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mencapai 37-38 derajat celcius[1]

    Kondisi suhu lingkungan ini bisa menjadi salah satu  bentuk penaggulangan dini dari potensi terinfeksi virus corona yaitu berupa menjemur barang-barang yang berpotensi terkontaminasi virus corona seperti misalnya pakaian selama minimal 1 jam. Adapun pengkondisian lain seperti PH lingkungan juga mempengaruhi virus. Pada suhu basa PH 9 virus dapat bertahan hidup tanpa menginfeksi inang selama 4 hari sedangkan untuk kondisi asam (Ph 6-7) virus corona hanya bisa bertahan hidup selama 6 jam.


    Cara penyebaran

    Asal virus Corona yang pertama kali dicatat adalah berasal dari wilaya wuhan, cina. Pada akhir tahun 2019, Pemerintah Cina melaporkan banyaknya kasus pneumonia yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat. Wabah ini dimulai dari makanan laut dari pasar Hunan di kota Wuhan Cina dan dengan cepat mengifeksi lebih dari 50 orang. 

    Pasar hunan memang banyak memperdagangkan Hewan-hewan hidup seperti kelelawar, katak, ular, burung, marmut dan kelinci. Hasil peneitian mengatakan bahwa kelelawar berperan sebagai inang replikasi awal bagi virus corona yang kemudian menjagkiti jenis jewan lain dan sampai ke manusia dan kemudian menyebar secara masif melalui interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung[2].

    Gambar 4 Skema awal Penularan Virus Corona

    Menurut WHO, COVID-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. 

    Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan orang yang terinfekso virus corona[3].

    Itu sebabnya penting untuk menjaga jarak 1 meter lebih dari orang yang sakit. Hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan virus corona COVID-19 bisa menular melalui udara. Virus bereproduksi dengan cara proliferasi atau replikasi. Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. 

    Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi. Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel tetapi virus berintegrasi/menempel dengan DNA sel dan berkembangbiak[4].

    Tempat virus berkembang biak

    Untuk berkembang biak virus perlu inang karenanya tujuan virus mengifeksi adalah untuk berkembang biak.  Ketika masuk kedalam tumbuk inangya dalam hal ini misalnya manusia dan hewan, virus akan menyerang sel sehat untuk mereplikasi diri sampai menyebar ke sel-sel baru. 

    Virus corona baru ini biasanya berkembang biak dengan menyerang saluran pernapasan. Caranya yaitu dengan menempel di reseptor sel pernapasan yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 atau ACE2. 

    Virus corona masuk ke dalam sel tubuh lewat kunci molekuler yang disebut protein S. Hal tersebut dijelaskan oleh peneliti dari University of Texas lewat jurnal Science Penelitian itu lantas dikembangkan oleh Qiang Zhou[5].


    Sebagai informasi, virus corona umumnya hidup di saluran pernapasan. Virus itu tidak bisa hidup sendiri, tapi butuh sel hidup. Virus corona yang dilempar keluar mulut atau hidung orang terinfeksi tidak bisa terbang jauh. Berdasarkan berbagai laporan disebutkan virus itu paling jauh terlempar dengan jarak 1,8-2 meter. Berikut ilustrasi bagaiman virus corona mereflikasi dirinya melalui sel inang.

    Virus corona bisa tetap hidup jika ada bahan biologis berupa saluran napas, air liur, atau sel mati yang dilepaskan. Tetapi jika bendanya kering, maka virus corona bisa mati dalam beberapa jam. Di negara tropis cenderung panas seperti di Indonesia, virus corona bisa hidup dan berkembang cukup lama di udara bebas. Masa hidupnya sekitar 15 menit dengan daya tular sangat tinggi. Bahkan, salah satu hasil penelitian menyebutkan virus corona berdaya tular 20 kali lipat ketimbang SARS.

    KESMIPUALAN

    Dari Pembahasan dapat dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

    1. Pada kasus terinfeksi virus corona dapat bertahan hidup dan melakukan transmisi atau penularan pada suhu kamar (20-25°C) sehingga pada rentang suhu dibawah 26°C virus corona mempunyai resitansi untuk berhana hidup dan berkembang biak melalui infeksi inang. Sementara pada suhu 30°C atau diatasnya durasi bertahan hidup virus coronoa lebih rendah. Informasi lain dikatakan bahwa sama dengan virus secara umum dimana pada suhu 56°C virus corona tidak dapat lagi bertahan hidup.

    2. Dari segi ukuran corona virus yang pernah diteliti sebagai penyebab SARS dan MERS mempunyai ukuran sekitar 125 nm [6]. Dari sumber informasi dalam negeri dikatakan bahwa virus corona penyebab Covid-19 adalah jenis virus dengan ukuran relatif lebih besar dari pada virus secara umumnya yaitu berdiametere 400-500 micrometer [7]

    3. Jika virus belum menginfeksi atau berada pada lingkungan atau permukaan tertentu dengan memanfaatkan sifat virus secara umum yang tidak tahan terhadap suhu tinggi di mana aktivitas dan daya tranmisi virus akan menurun diatas suhu 30°C dan musnah pada suhu 56°C maka perlakuaan berupa pemberian energi dalam hal ini adalah ppanas bisa dilakukan sebagai bentuk penaggulangan terhadap potensi keberadaan virus di lingkungan kita.
    Menurut WHO, COVID-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat.

    4. Untuk berkembang biak virus perlu inang karenanya tujuan virus mengifeksi adalah untuk berkembang biak.  Ketika masuk kedalam tumbuk inangya dalam hal ini misalnya manusia dan hewan, virus akan menyerang sel sehat untuk mereplikasi diri sampai menyebar ke sel-sel baru








    [1] Hidayat Alsair, ‘Terik Menyengat, Kota Palu Catatkan Suhu Udara Tertinggi Di Indonesia’, Idntimes.Com, 2020 <https://sulsel.idntimes.com/news/indonesia/ahmad-hidayat-alsair/terik-menyegat-kota-palu-catatkan-suhu-udara-tertinggi-di-indonesia>.
    [2] Muhammad Adnan Shereen and others, ‘COVID-19 Infection: Origin, Transmission, and Characteristics of Human Coronaviruses’, Journal of Advanced Research, 2020.
    [3] Arif Budiansyah, ‘Simak Nih! WHO Ungkap Cara Penyebaran Virus Corona Di Dunia’, Https://Www.Cnbcindonesia.Com, 2020 <https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200323104158-37-146860/simak-nih-who-ungkap-cara-penyebaran-virus-corona-di-dunia>.
    [4] Mousir.
    [5] Cherlin Susmita, ‘Begini Cara Virus Corona Berkembang Biak’, Www.Solopos.Com, 2020 <https://www.solopos.com/terkuak-begini-cara-virus-corona-berkembang-biak-1051687>.
    [6] Slonczewski.
    [7] Anonim.


    [1] KEMENKES RI, PEDOMAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI INFEKSI NOVEL CORONAVIRUS (2019-NCoV) (Jakarta, 2020).
    [2] Mevi Linawati, ‘Update per 27 Maret 2020: Pasien Corona Covid-19 Di Indonesia Meninggal 87 Orang’, Https://Www.Liputan6.Com, 2020 <https://www.liputan6.com/news/read/4212732/update-per-27-maret-2020-pasien-corona-covid-19-di-indonesia-meninggal-87-orang.com>.
    [3] Tim Wikipedia, ‘Koronavirus’, Wikipedia, 2020 <https://id.wikipedia.org/wiki/Koronavirus>.
    [4] Wikipedia.
    [5] Wiki Tim, ‘Mikroskop Elektron’, Wikipedia, 2009 <https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektron> [accessed 31 March 2020].
    [6] Tim.
    [7] G Kampf, D Todt, and D Pfaender, ‘Persistence of Coronaviruses on Inanimate Surfaces and Their Inactivation with Biocidal Agents’, Journal of Hospital Infection, 2020.
    [8] John Roach, ‘Higher Temperatures Affect Survival of New Coronavirus, Pathologist Says’, Https://Www.Accuweather.Com/, 2020 <https://www.accuweather.com/en/health-wellness/higher-temperatures-affect-survival-of-new-coronavirus-pathologist-says/700800>.
    [9] Roach.
    [10] Kang Mousir, ‘Karakteristik Virus’, Biologi Sel Dan Molekuler Blog, 2012.
    [11] Slonczewski, ‘Coronavirus’, Microbewiki, 2020 <https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Coronavirus>.
    [12] Anonim, ‘Virus Corona Berukuran 400-500 Mikrometer? Ini Faktanya’, Antaranews, 2020 <https://www.antaranews.com/berita/1357018/virus-corona-berukuran-400-500-mikrometer-ini-faktanya>.

    Artikel Terkait


    EmoticonEmoticon