Download PPT Materi Atmosfer Bumi

Tags

Berikut tampilan PPT untuk materi atmosfer bumi dan link download yang bisa anda akses denganmudah. dibagian bawah disedikan materi lengkap yang digunakan sebagai materi PPT. Bagai teman-teman sekalian yang mencari ppt untuk kebutuhan prresentasi materi Atmosfer bumi silahkan download Gratis.

 DOWNLOAD PPT

A.    Latar Belakang

Bumi adalah satu-satunya planet di tata surya yang memungkinkan bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melakukan segala aktivitasnya. Bumi memiliki berbagai komponen dan unsur yang menunjang kehidupan makhluk hidup, seperti air, tanah, udara, api, oksigen karbondioksida, nitrogen, dan lain sebagainya. Bumi juga diselimuti oleh berbagai lapisan yang berperan dalam perlindungan terhadap bahaya sinar matahari dan berbagai benda-benda luar angkasa. Lapisan tersebut sering disebut sebagai atmosfer.

            Atmosfer merupakan bagian yang tak terpisahkan dari planet bumi. Setiap lapisan di atmosfer mengandung peranan yang sangat vital untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Lapisan atmosfer juga disusun oleh berbagai lapisan yang mana masing-masing lapisan penyusun atmosfer memiliki peranan yang berbeda-beda bagi bumi.

B.     Tujuan Pembuatan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Atmosfer bumi sebagai bagian dari materi matakuliah pengetahuan bumi dan antariksa

C.    Rumusan Masalah

Ada berapa rumusan masalah dalam makalah ini yang menjadi pokok pembahasan. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut :

1.      Apa yang dimaksud dengan atmosfer ?

2.      Bagaimana proses pembentukan atmosfer ?

3.      Bagaimana siklus energi di atmosfer ?

4.      Apa saja struktur atmosfer bumi ?

5.      Apa saja peran atmosfer begi kehidupan ?

 .       

BAB I PEMBAHASAN

A.    Atmosfer

Atmosfir berasal dari Bahasa Yunani ,kata atmos berarti uap dan sphaira berarti lapisan. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, hingga pada ketinggian sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi.

Atmosfer mengandung campuran gas, cairan (butir air atau awan) dan aerosol (bahan padatan seperti debu) yang lebih dikenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara.

Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas 78,6 % (volume) nitrogen (N2), 21 % oksigen (O2), 0,9 % argon (Ar), 0,03 % karbon dioksida (CO2), dan berbagai jenis gas-gas pada level yang sangat kecil (kurang dari 0,002 %) seperti neon (Ne), helium (He), metana (CH4), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), sulfur oksida (SO2), ozon (O3) ammonia (NH3), karbon monoksida (CO), dan sebagainya. Normalnya, air terkandung dalam atmosfer sebagai bentuk uap air sebesar 1-3 % volume.

Table 1 Gas-gas Penyusun Atmosfer Bumi

Untuk komponen atmosfer berupa aerosol umumnya adalah berbagai partikel halus dari bagian padat ke bumi yang terangkat ke atmosfer. Ketinggian jelaja aerosol dan priode keberadaanya tergantung pada massanya serta angin. Komposisi normal aerosol adalah; Debu: 20 % (terutama daerah kering) – Kristal garam: 40 % (pecahan ombak lautan) – Abu: 10 % (dari gn. api, pembakaran) – Asap: 5 % (dr. cerobong pabrik, pembakaran) – Lain-lain: 25 % (mikro organisme).

 

Atmosfer bumi adalah campuran gas yang secara kimia-fisika relatif homogen pada setiap stratanya, yang membungkus permukaan bumi, dan tetap bertahan karena gravitasi bumi. Dibandingkan dengan diameter bumi (sekitar 12.000 km), atmosfer merupakan lapisan tipis (ketebalan 200-500 km) larutan udara sangat mudah dikompresi maupun diekspansi, dan mengelilingi bumi. Karena pengaruh gravitasi bumi, maka sebagian besar gas-gas penyusun atmosfer terkompresi di bagian bawah dekat permukaan bumi. Makin jauh jarak dari permukaan bumi, maka makin renggang struktur gas-gas penyusun atmosfer, sehingga densitas dan tekanan udara akan semakin rendah.

Sesungguhnya, atmosfer tidak jauh berbeda dengan lautan yang membungkus permukaan bumi. Keduanya merupakan fluida yang membungkus permukaan bumi dan terikat secara gravitasi. Perbedaan yang mendasar antara atmosfer dan lautan adalah bahwa atmosfer merupakan campuran gas yang dapat dikompresi atau ekspansi sedangkan lautan berisi cairan yang relatif tidak terkompresi. Kemampuan kompresi dan ekspansi atmosfer, secara substansial dipengaruhi oleh tekanan, menyebabkan berbagai fenomena atmosfer seperti angin, mendung, hujan, iklim, cuaca, dan sebagainya.

B.     Teori Pembentukan Atmosfer Bumi

Studi tentang atmosfer awalnya dilakukan untuk memahami fenomena-fenomena yang berhubungan dengan permukaan bumi seperti cuaca/iklim, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang, komet, meteor, dan lain-lain.

            Bumi diperkirakan dibentuk beberapa saat setelah penciptaan jagad raya, kira-kira 5 milyar tahun yang lalu. Dan diperkirakan 500 juta pertama setelah penciptaannya, atmosfer dengan kerapatan tinggi, berisi asap seperti pada nebula matahari, utamanya adalah hidrogen. Bersamaan dengan proses pendinginan gas-gas lain dibentuk dari uap dan gas (asap) yang dikeluarkan dari dalam bumi hasil reaksi-reaksi fusi atau asap dari luar bumi (proses pendinginan planet lain atau bintang atau komet). Asap tersebut diperkirakan terdiri atas utamanya hidrogen (H2), uap air (H2O), methana (CH4), dan karbon dioksida (CO2). Sampai kira-kira 3,5 juta tahun yang lalu, atmosfer diperkirakan terdiri atas CO2, CO, H2O, N2, dan H2. Karbon dioksida ini menjadi dominan, karena proses oksidasi termal yang berlangsung milyaran tahun dan tidak banyak dimanfaatkan untuk proses lain. Keberadaan air, menyebabkan pengurangan gas CO2, melalui proses pelarutan manjadi garam karbonat atau batuan karbonat. Bumi makin mengeras.

            Pada awal penciptaan, atmosfer bumi tidak memiliki molekul-molekul atau atom-atom oksigen bebas di dekat permukaan. Data-data yang menjelaskan ini tersimpan pada formasi batuan purba yang dominan mengandung besi dan uranium, dengan keadaan tereduksi. Unsur-unsur tersebut tidak ditemui lagi pada batuan Precambrian dan yang lebih muda (< 3 juta tahun). Atmosfer bawah pada saat itu lebih bersifat reduktor karena belum mengandung oksigen. Namun beberapa penyelidikan menyebutkan pada bagian atas terdapat molekul oksigen yang cukup melimpah, didesain untuk membentuk lapisan ozon.

                Satu juta tahun yang lalu, ketika bumi sudah cukup dingin, diciptakan organisma-aquatik awal yang oleh para kosmolog dinamakan blue-green algae (tidak ada satupun toeri ilmiah yang dengan meyakinkan dapat membuktikan alga ini terbentuk dengan sendirinya atau karena evolusi alam). Kehidupan ini masih terbatas pada perairan. Organisma ini, mulai ditugaskan untuk menggunakan energi dari matahari yang tidak terserap ozone, memecah molekul air dan karbon dioksida, dan menggabungkan kembali menjadi senyawa organik esensial dan membuat molekul oksigen. Inilah pertama kali proses fotosintesis terjadi. Walaupun terjadi respirasi yang melepaskan kembali CO2, tetapi pertumbuhan alga ini cukup besar dengan mendeposit carbon ke jaringan/senyawa organiknya. Proses awal ini berlangsung selama ratusan ribu tahun, sehingga cukup membuat akumulasi oksigen di atmosfer. Bersamaan dengan meningkatnya oksigen (O2) tersebut, kadar karbon dioksida (CO2) menurun. Proses ini berlangsung terus, sampai kadar oksigen di permukaan menjadi cukup besar.

            Dalam kesimpulan berbagai penelitian atmosfer awal, terdapat dua proses utama yang mengarah pada perubahan komposisi atmosfer. Pertama, adanya tumbuhan yang mengkonversi karbon dioksida menjadi massa jaringan organik, dengan mengeisikan oksigen ke atmosfer. Kedua peluruhan batuan pyrite yang melepaskan sulfur sehingga kadar sulfur di lautan menjadi tinggi. Proses oksidasi sulfur menurunkan oksigen di atmosfer. Walaupun secara meyakinkan perubahan konsentrasi oksigen di atmosfer ini tidak diketahui penyebab jelasnya, namun periode naiknya oksigen ini menjadikan bumi layak bagi kehidupan hewan dan manusia di jaman-jaman berikutnya.

            Pada atmosfer bagian atas, sebagian molekul-molekul oksigen (O2) bekerja menyerap energi UV dari matahari dan terpecah menjadi atom oksigen tunggal. Sebagian molekul oksigen tunggal ini berkoalisi dengan molekul oksigen yang masih ada mulai membentu ozon (O3). Ozon ini akan menyerap UV dengan panjang gelombang yang berbeda, kembali pecah menjadi O2 dan O. Akumulasi ozon dalam jutaan tahun ini menghasilkan lapisan ozon di bagian atas (sekarang dikenal dengan troposfer). Lapisan ini bereaksi terus menerus dan sangat efektif menyerap UV (200-300 nm), dan melindungi permukaan bumi dari irradiasi UV kuat dari matahari. Reaksi ini merupakan desain siklus yang berkesetimbangan di lapisan ozon atmosfer. Keberadaan lapisan ozon ini, membuat daratan di Bumi menjadi mungkin untuk diberi kehidupan. Radiasi yang diterima permukaan bumi menjadi lebih kecil dan cukup untuk menjaga ikatan senyawa organik tetap utuh. Daratan di Bumi menjadi cukup dingin, untuk memulai kehidupan. Tumbuhan produsen sederhana dan perintis, mulai dipindahkan ke daratan.

C.    Siklus Energi di Atmosfer

Energi panas dan cahaya yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan di bumi. Sebagian radiasi matahari diserap langsung di atmosfer, sebagian lagi diteruskan menembus atmosfer diserap oleh permukaan bumi. Atmosfer berperan penting untuk mengatur keseimbangan radiasi matahari dan transfer panas. Atmosfer menjaga keseimbangan energi radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi dan energi radiasi yang dipantulkan kembali oleh bumi ke angkasa agar tercapai suhu yang sesuai untuk keberlangsungan kehidupan di bumi.

Proses fisis radiasi matahari terdiri atas penyerapan, pemantulan, dan pemancaran yang melibatkan gas-gas di atmosfer, awan, dan permukaan bumi. Sebagian besar radiasi matahari diserap dan direfleksikan oleh at mosfer dan awan untuk kembali ke angkasa sehingga hanya 45% energi radiasi yang diterima bumi dan sejumlah 6% energi yang diterima permukaan bumi akan dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Besarnya energi radiasi yang diterima bumi memengaruhi temperatur global di bumi.

Radiasi netto (Q) diterima dan digunakan untuk proses-proses yang terjadi dalam sistem bumi. Prastowo (2008) menjelaskan bahwa energi radiasi yang diterima bumi sebagian besar digunakan untuk proses evaporasi atau perubahan fasa air ( Latent Heat, LE). Selain itu juga digunakan dalam proses perubahan temperatur udara ( Sensible Heat, H) dan pemanasan di bawah permukaan tanah (Ground Heat, G).

Energi matahari yang memanaskan permukaan bumi menyebabkan pemuaian udara sehingga udara menguap menjadi uap air dan bergerak naik. Energi potensial yang dikandung oleh uap air akan dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk liquid water droplet atau disimpan kembali dalam bentuk kristal es sebagai bahan pembentuk awan. Awan yang telah terbentuk memiliki kemampuan untuk menyerap dan memantulkan radiasi sinar matahari dari luar angkasa. Selain itu, awan juga menyerap sebagian energi radiasi gelombang panjang hasil pemantulan sinar matahari oleh permukaan bumi. Siklus atmosferik ini terjadi secara berkesinambungan dan merupakan mesin utama penggerak cuaca dan iklim melalui pendistribusian kembali energi panas.

D.    Struktur Atmosfer

Gambar 1 Struktur Atmosfer

Atmosfer bumi adalah lapisan yang terbedakan oleh tekanan udara, massa atmosfer, dan profil temperatur tiap lapisannya. Profil temperatur secara vertikal dapat dibedakan menjadi lima lapisan yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer (ionosfer), dan eksosfer.

1.      Troposfer

Troposfer adalah lapisan atmosfer terendah yang tebalnya kira-kira sampai dengan 12 kilometer di atas permukaan bumi dan berada di lapisan atmosfer yang paling dekat dengan makhluk hidup. Troposfer adalah lapisan yang berperan dalam peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, perubahan suhu, angin, tekanan, dan kelembaban udara. Pada Lapisan ini mengalami penurunan suhu sebesar 5-6 0C tiap kenaikan 1000 meter dari permukaan laut. Bagian terendah lapisan ini memiliki suhu tertinggi karena permukaan bumi menyerap radiasi panas matahari dan mendistribusikannya ke udara. Pada lapisan ini terdapat gas rumah kaca yang dapat memerangkap panas radiasi matahari.

Gambar 2 Struktur trofosper

Trofosper adalah lapisan atmosfer dengan ketebalan yang paling tipis dibandingkan dengan lapisan lain, yakni kurang lebih setebal 9 kilometer di daerah kutub dan setebal 12 hingga kilometer di daerah yang bukan kutub atau daerah ekuator.  Pada lapisan troposfer ini terdapat lapisan tropopause, yaitu sebuah lapisan yang berada di antara lapisan troposfer dan lapisan stratosfer. Lapisan tropopause ini didefinisikan sebagai sebuat titik di mana terjadi perubahan pada lapse rate yang bersifat dari positif ke negatif. Atau dengan kata lain, lapisan ini adalah titik dimana suhu udara berhenti menurun.

2.      Stratosfer

Lapisan stratosfer merupakan lapisan yang berada di atas troposfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18-49 km dari permukaan laut. Kedua lapisan ini dibatasi oleh lapisan batas, tropopause. Ketebalan stratosfer kira-kira 40 km (altitude 10-16 km sampai dengan sekitar 50 km). Lapisan ini ditandai dengan naiknya temperatur lingkungan sebagai fungsi pertambahan altitude. Fenomena ini disebabkan penyerapan spektrum ultra violet (UV) energi yang lebih tinggi di bagian lebih atas, karena makin banyaknya molekul-molekul poliatomik. Sedangkan di bagian lebih bawah, penyerapan spektrum UV lebih rendah, sebanding dengan penurunan jumlah molekul poliatomik dan meningkatnya molekul diatomic atau monoatomik. Secara termodinamika, molekul poliatomik akan menyerap spektrum energi tinggi yang sesuai dan berpotensi meradiasikan spektrum infra red (IR) lebih besar.

            Pada lapisan stratosfer, fungsi ini (penyerapan spectrum) diwakili oleh desain siklus pembentukan dan pemecahan ozon dilapisan ozonosfer (stratosfer). Siklus pembentukan dan pemecahan ozon memanfaatkan spektrum radiasi ultra violet dengan panjang gelombang 185 – 240 nm dan 280 – 320 nm.

3.      Mesosfer

Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49-82 km dari permukaan bumi. Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara dengan bertambahnya altitude (ketinggian dari permukaan bumi). Laju penurunan temperatur tersebut dilaporkan rata-rata 0,4°C per seratus meter.

            Temperatur tertinggi di mesosfer hampir mendekati -2 °C, di dekat stratopause. Sedangkan di bagian paling atas mesosfer dekat dengan mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer, temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -92 °C. Di daerah mesosfer ini, kadang teramati sebagai daerah dengan fenomena aurora. Ini terjadi karena proses ionisasi gas-gas yang menyusunnya. Pada struktur atmosfer yang dijelaskan sebelumnya, mesosfer dan termosfer masuk dalam wilayah ionosfer. Pada wilayah ionosfer ini, proses reaksi yang dominan adalah ionisasi karena gas-gas menerima radiasi spektrum energi lengkap dari matahari. Spektrum energi tinggi ini yang sangat berpengaruh pada orbital elektron setiap atom, sehingga terjadi proses-proses yang berkaitan dengan ionisasi.

            Pada lapisan mesosfer ini konsentrasi gas ozon makin berkurang tajam ketika altitude makin tinggi, sehingga UV terserap juga makin sedikit. Sebagai akibatnya suhu makin ke atas akan makin turun.

4.      Termosfer

Termosfer terletak pada ketinggian antara 82-100 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur (inversi) yang sangat tinggi pada lapisan ini. Temperatur pada lapisan termosfer ini sangat tergantung pada aktifitas matahari (sunspots atau flares). Kuatnya radiasi matahari (active sun) menyebabkan suhu di termosfer pada lapisan paling atas sangat tinggi, mencapai sekitar 1700 oC . Namun pada aktivitas matahari yang cukup rendah, seperti malam hari atau kondisi quiet sun, suhu termosfer menjadi cukup rendah, sekitar 300 oC. Pengurangan altitude, menyebabkan perubahan suhu termosfer menurun sangat besar. Perubahan ini terjadi karena menurunnya serapan radiasi sinar ultra ungu terutama UV gelombang sangat pendek (< 0.1 μm) oleh gas-gas penyusun termosfer.

Gambar 3 lapisan-lapisan atmosfer dan hubungannya dengan tekanan dan temperatur

Pada bagian atas termosfer, radiasi UV pendek begitu kuat menyebabkan reaksi kimia (ionisasi). Hasil rekasi ionisasi ini membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer. Lapisan ionosfer ini yang kemudian diketahui dapat memantulkan gelombang radio dan menyebabkan atmosfer memiliki sifat-sifat yang sangat penting.

5.      Eksosfer

Eksosfer terletak pada ketinggian antara 800-1000 km dari permukaan bumi. Lapisan eksosfer merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meningalkan atmosfer sampai ketinggian 3150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini juga sering disebut juga dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapaisan eksosfer sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi hancurnya meteor dari luar angkasa.

E.     Peran Atmosfer Bagi Kehidupan

Atmosfer mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi. Peranan atmosfer tersebut adalah sebagai berikut.

1.      Sebagai penyangga (buffer) suhu di permukaan bumi. Gas dan uap air pada atmosfer menyerap dan meneruskan atau memantulkan radiasi yang diterimanya. Proses buffering ini membantu menjaga stabilitas suhu di bumi agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Tanpa atmosfer, suhu pada siang hari lebih dari 93° C dan pada malam hari dapat mencapai -184° C.

2.      Sebagai penyaring (filter) terhadap radiasi sinar matahari yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon (O3) membantu menahan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia bahkan dapat mematikan bagi kehidupan di permukaan bumi..

3.      Sebagai sumber gas-gas penting yang digunakan dalam proses kehidupan. Contohnya oksigen (O2) yang yang digunakan dalam respirasi manusia dan makhluk hidup lain di permukaan bumi. Juga gas karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) yang sangat diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis.

4.      Pengatur kelestarian proses cuaca dan iklim di bumi. Sebagian daur hidrologi  yang sangat berpengaruh bagi cuaca dan iklim di bumi berlangsung di atmosfer.

 


 

BAB II KESIMPULAN

Berikut beberapa kesimpulan terkait materi yang telah dibahas pada bagian pembahasan :

1.      Atmosfir berasal dari Bahasa Yunani yaitu atmosfer. Kata atmos berarti uap dan sphaira berarti lapisan. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa

2.      Atmosfer terbentuk secara bertahap. diperkirakan 500 juta tahun pertama setelah penciptaan bumi atmosfer dengan kerapatan tinggi terbentuk, berisi asap hidrogen. Bersamaan dengan proses pendinginan gas-gas lain dibentuk dari uap dan gas (asap) yang dikeluarkan dari dalam bumi hasil reaksi-reaksi fusi atau asap dari luar bumi (proses pendinginan planet lain atau bintang atau komet). Pada awal penciptaan, atmosfer bumi tidak memiliki molekul-molekul atau atom-atom oksigen bebas di dekat permukaan. Dalam kesimpulan berbagai penelitian atmosfer awal, terdapat dua proses utama yang mengarah pada perubahan komposisi atmosfer. Pertama, adanya tumbuhan yang mengkonversi karbon dioksida menjadi massa jaringan organik, dengan mengeisikan oksigen ke atmosfer. Kedua peluruhan batuan pyrite yang melepaskan sulfur sehingga kadar sulfur di lautan menjadi tinggi.

3.      Energi panas dan cahaya yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan di bumi. Sebagian radiasi matahari diserap langsung di atmosfer, sebagian lagi diteruskan menembus atmosfer diserap oleh permukaan bumi. Proses fisis radiasi matahari terdiri atas penyerapan, pemantulan, dan pemancaran yang melibatkan gas-gas di atmosfer, awan, dan permukaan bumi.

4.      Atmosfer bumi adalah lapisan yang terbedakan oleh tekanan udara, massa atmosfer, dan profil temperatur tiap lapisannya. Profil temperatur secara vertikal dapat dibedakan menjadi lima lapisan yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer (ionosfer), dan eksosfer.

5.      Atmosfer mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi. Peranan atmosfer tersebut antara lain; Sebagai penyangga (buffer) suhu di permukaan bumi, Sebagai penyaring (filter) terhadap radiasi sinar matahari yang berbahaya bagi kehidupan, Sebagai sumber gas-gas penting yang digunakan dalam proses kehidupan dan Pengatur kelestarian proses cuaca dan iklim di bumi.


 

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. (2018). Atmosfer Bumi .Online. Retrieved August 10, 2020, from www.wikipedia.org.

Madlazim dkk. (2014). Ilmu pengetahuan Bumi dan Antariksa Jilid 1. Surabaya: UNESA..

 Tim Penulis. (2009). Klimatologi (Suatu Pengantar). Makassar: Universitas Hasanuddin.

Wikipedia. (2013). Aerosol, Online, Retrieved August 10, 2020, from www.wikipedia.org

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon