#Tumbuhan rimpang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan modern yang berbasis pengobatan tradisional.
Pada bulan Desember 2019, negara Tiongkok mengumumkan kepada
dunia, bahwa terdapat virus yang menginfeksi warganya. Bulan berikutnya, virus
menyebar ke negara-negara lain dengan kasus bertambah berkali-kali lipat
perhari.
Virus ini adalah SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit
Covid-19, dan orang-orang menyebutnya corona virus. Sejak wabah Covid-19
menyerang, segala produk dengan klaim pencegahan dan penyembuhan, mendadak
laris manis di pasaran, tak terkecuali ragam rempah nusantara seperti jahe
kunyit dan temulawak.
Mereka dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
bisa menangkal transmisi virus corona. Dalam dunia botani, tumbuhan rimpang
atau rizoma adalah tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah
dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.
Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh
yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini. Rimpang
menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat untuk pengobatan, rhizoma
yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan biasanya dalam bentuk
pati dinamakan tuber atau disebut umbi batang
Baca Juga : Khasiat Ciplukan Untuk Kesehatan
Tumbuh-tumbuhan rimpang di Indonesia dikenal sebagai salah
satu sumber bahan pengobatan tradisional, diantaranya untuk mengatasi sakit
perut, kembung, mulas, diare, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan
lainnya.
Tumbuhan rimpang yang bermanfaat diantaranya temu giring
(Curcuma heyneana), kunyit (Curcuma longa), temu ireng (Curcuma aeruginosa), temulawak
(Curcuma xanthorrizha), rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) jahe
merah (Zingiber. officinale var. Rubrum), jahe emprit (Zingiber. officinale
var. Amarum) lempuyang gajah (Zingiber. zerumbet), bangle (Zingiber.
cassumanar), dan lengkuas putih (Alpinia galanga).
Kandungan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan ini
terutama golongan flavonoid, fenolik, terpenoid, dan minyak atsiri. Senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan
membunuh patogen pada manusia.
Senyawa aktif pada tumbuhan rimpang diantaranya flavonoid
pada lempuyang gajah. Fenolik pada rimpang jahe gajah, jahe merah, dan jahe
emprit. dan kurkumin pada kunyit, temulawak, temu giring, temu ireng, lengkuas
putih.
Baca juga : Cara Menghilangkan bekas Kunyit di tangan secara praktis dan ampuh
Terpenoid berupa seskuiterpen
pada minyak atsirinya. Zingiberen, bisabolen, farnesen, sesquiphellandren dan
kurkumen pada rimpang jahe gajah, jahe merah, dan jahe emprit. Senyawa aktif
fenolik gingerol, juga zingeron dan gingerdiol, bersifat anti jamur, dan
antibakteri Staphyloccoccus aureus dan Escherichia coli secara in vitro.
Senyawa terpenoid zerumbon bersifat aktif anti kolinesterase
secara in vitro untuk pengobatan penyakit Alzheimer. Senyawa fenolik, kurkumin,
bermanfaat untuk kesehatan sebagai antioksidan dan anti inflamasi radang sendi
dan hiperlipidemia.
Senyawa tersebut juga diketahui bersifat antivirus dengan
secara in vitro, juga komponen fenolik lainnya bersifat antikanker gastrointestinal
baik secara in vitro, in vivo dan beberapa penelitian klinis, juga komponen
fenolik lainnya (kurkumin, zingerol), dan flavonoid (kaemferol) berpotensi
menghambat virus Sars CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Kurkumin dan flavonoid juga bersifat meningkatkan imunitas atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh (immunomudulator). Manfaat dari tumbuhan rimpang yang beragam karena kandungan senyawa aktifnya, baik sebagai antijamur, antibakteri, antivirus, dan juga bersinergi dengan efek meningkatkan imunitas.
EmoticonEmoticon