+5 Strategi pembelajaran Inovatif untuk menumbuhkanKarakter Pada Anak SD

Berikut 5 Strategi pembelajaran Inovatif untuk menumbuhkan Karakter Pada Anak SD yang diperuntuhkan untuk guru SD dan juga mahasiswa pendidikan sekolah dasar



Hingga saat ini pendidikan karakter merupakan primary goal bagi pendidikan Indonesia.   Bukan hanya ditekankan pada  kurikulum 2013 yang hingga saat ini digunakan pendidikan karakter ini sebenarnya telah dimulai sejak keluarnya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Indonesia. 

Upaya pendidikan karakter pada anak paling optimal dilakukan ketika anak tersebut masih menginjak usia  sekolah dasar.  Upaya pendidikan karakter pada anak selalu dimulai dari pendidikan karakter guru itu sendiri hal ini tidak hanya menyangkut Bagaimana guru mengajar tetapi juga Bagaimana guru bersikap dan bertingkah laku baik di dalam kelas maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. 

Pendidikan karakter merupakan serangkaian pendidikan yang yang tidak instan tetapi merupakan suatu proses yang melibatkan semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke bangku perkuliahan.  Sekolah dasar pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk karakter dasar di tingkat sekolah menengah pendidikan karakter diarahkan untuk mengembangkan karakter dasar tersebut Sedangkan di tingkat perkuliahan pendidikan karakter dituntut untuk lebih memberikan pengembangan karakter kepada peserta didik ataupun mahasiswa.

Hal ini menunjukkan pentingnya memperkuat pendidikan karakter pada siswa usia sekolah dasar. Dalam rangka mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa sekolah dasar seorang guru hendaknya membangun suasana belajar yang dapat menumbuhkan karakter tertentu kepada siswanya.  Untuk itu metode konvensional yang selama ini menjari model mayoritas yang digunakan seperti misalnya ceramah dikatakan tidak lagi kompetibel dengan tujuan pendidikan terutama dalam hal pendidikan karakter. 

Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa model pembelajaran yang dapat bapak atau ibu guru terapkan dalam rangka menumbuhkan karakter pada siswa Terutama untuk siswa usia sekolah dasar.

Berikut beberapa staregi pembelajaran Inovatif untuk menumbuhkan karakter siswa sekolah dasar yang kami himpun dari sejumlah penelitian.



    1. ARCS

    ARCS adalah kepanjangan dari attention, relevance, confidence, dan satisfaction. ARCH merupakan  suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar. Model Pembelajaran ARCS menghilangkan paradigma transfer pengetahuan dari guru ke siswa melalui pengaktifan siswa dalam sebuah situsi belajaran yang menarik.

    Secara sistematis penerapan model ARCH dapat dilakukan dengan tahapan pembelajaran sebagai berikut :

    1. Attention

    yaitu tahapan awal yang dilakukan untuk menarik perhatian siswa untuk menumbuhkan motivasi mereka dalam belajar. tahapan Attention dapat guru lakukan dengan menggunakan media yang bisa menarik perhatian siswa.  media tersebut dapat berupa audio, visual, ataupun audio visual atau bisa juga dengan menggunakan kasus-kasus yang menarik dan kontradiktif seperti menceritkan sebuah fenomena yang tidak biasa dan misteri.

    2 Relevance (Meningkatkan Relevansi)

    Menyajikan isi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan/kompetensi.  Menggunakan strategi yang sesuai dan juga Memberi kesempatan pada siswa memilih tujuan yang beraneka ragam, yang sesuai dengan tingkat kesulitan, guna merangsang kebutuhan untuk berprestasi. Menggunakan system skorsing dan system umpan balik terhadap unjuk kerja siswa, guna merangsang kebutuhan untuk berprestasi

    tahap relevance juga menciptakan keakraban dan mengaitkan proses pembelajaran dengan pengalaman siswa. hal ini dapat dilakukan dengan Menggunakan bahasa dan gambar yang menarik, yaitu dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang biasa dikenal siswa

    3 Confidence (Menumbuhkan keyakinan pada diri siswa)

    Menyajikan prasyarat belajar, Merancang secara jelas dan mudah dipahami struktur isi dan tujuan pembelajaran. Menjelaskan criteria evaluatif dan memberikan kesempatan untuk latihan dengan umpan balik dan Menjelaskan prasyarat-prasyarat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat membantu dalam mengerjakan tugas.

    4 Satisfaction (Menumbuhkan Kepuasan)

    Memberi kesempatan mengaplikasikan pengetahuan yang baru dikuasai . Memberikan tugas-tugas yang mengharuskan siswa mengalikasikan pengetahuan atu ketarmpilan yang baru diperolehnya dan Membuat isi pembelajaran/tugas-tugas sehingga pengetahuan dan keetrampilan yang baru diperoleh segera dapat digunakan dalam kegiatan berikutnya.

    2. PPR

    PPR merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menubhukan karakter pada peserta didik. PPR merukan singkatan dari Paradigma Pedagogi Reflektif. beberapa penelitian menunjukkan bahwa mode pembelajran PPR bisa membentuk karakter pada siswa sekolah dasar. 

    Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam penelitian tersebut didefinisikan sebagai cara pandang tentang pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa melalui pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dilakukan sesuai konteks siswa dan materi pelajaran, serta melalui mekanisme pemberian pengalaman refleksi dan perwujudan aksi serta evaluasi

    3. TGT

    TGT adalah kepanjangan dari team Games Tournament. Model pembelajaran TGT adalah salah satu jenis dari pembelajaran koperatif. TGT memadukan antara interaksi antara siswa dengan tournamen atau semacam game yang bisa membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.

    dalam pembelajaran TGT siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 3 -5 orang. perwakilan setiap kelompok akan mengkuti tournamen yang guru adakan sebagai bagian dari pencapaian kompetensi. 

    hal yang penting dalam model TGT ini adalah guru harus mengetahui tingkatan kemampuan setiap siswa. Hal ini menjadi sesuatu yang vital dalam pembelajaran TGT terutama dalam membetuk kelompok belajar.

    4. Bermain Peran

    Metode Bermain Peran. Depdikbud (1999:171) menunjukkan bahwa bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah-laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain. Salah satu alternatif langkah implementasi metode bermain peran dapat dilakukan adalah: (1) identifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta didik; (2) memilih tema; (3) menyusun scenario pembelajaran; (4) pemeranan; (5) tahapan diskusi dan evaluasi; (6) melakukan pemeranan ulang, melakukan diskusi dan evaluasi tahap 2; dan (7) membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

    dari hasil penelitian menunjjukan bahwa dengan bermain peran dapat menumnuhkan karakter kejujuran, kesabaran, dan ketaatan beribadah, serta keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, membaca dan berbicara).

    5. Model Pembelajaran nilai


    salah satu peneliian tentang pembelajaran nilai ini adalah penelitian oleh Tri Rejeki Andayani (2010) yang melakukan penelitian yang berjudul: “Model pembelajaran nilai kejujuran melalui budaya malu pada anak usia sekolah dasar”. Dalam penelitian tersebut ada 10 alternatif aktivitas model yang terdiri dari: (1) kantin kejujuran; (2) aktivitas seni; (3) kelihatan dan tidak kelihatan; (4) sang pembohong; (5) nilai positif, (6) buah ketidakjujuran, (7) raja dan benih bunga, (8) self talk, (9) ular tangga kejujuran, dan (10) raih kepercayaan. 

    Aktivitas tersebut disampaikan melalui teknik bercerita dan bermain peran, ekspresi seni, permainan dan refleksi diri atau bercerita tentang dirinya sendiri. Guru, siswa maupun orangtua siswa lebih banyak memilih model pendidikan karakter melalui kantin kejujuran, bercerita dan bermain peran

    Demikian artikel  Strategi pembelajaran Inovatif untuk menumbuhkanKarakter Pada Anak SD semoga bisa bermanfaat untuk anda sekalian.

    Artikel Terkait


    EmoticonEmoticon