Model Koperatif Problem Solving (Pengertian, Sistaks dan Kelebihan)

Model Pembelajaran CPS

Model Koperatif Problem solving dapat diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah perserta didik seperti pada pembelajaran Fisika. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah adalah salah satu output yang diharapkan dimiliki siswa pasca pembelajaran.

Definis dari kemampuan menyelesaikan masalah adalah kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan-pengetahuan dimilikinya untuk merumuskan strategi ataupun cara menyelesaikan sesuatu.

untuk mengetahui lebih detail mengenai Model Koperatif Problem Solving ini berikut pemaparannya. 


    Pengertian Model Koperatif Problem Solving (CPS)


    Model coperatif problem solving yang sering disingkan dengan CPS adalah model pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah berkelompok. ini Merupakan penggabungan antara stategi pembelajaran problem solving dan coperatif learning Seperti namanya Koperatif maka model ini dijalankan secara berkelompok siswa untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama, masalah dalam hal ini adalah tugas yang diberikan guru.

    Kendati dinamakan model, tetapi koperatif problem solvin tidak hanya sebatas model, tetapi bisa di spesifikan lagi menjadi strategi ataupun pendekatan. Dalam sejarahnya Strategi Pembelajaran CPS dikembangkan oleh Heller & Heller, sepasang fisikawan dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat.

    Sintaks Model Pembelajaran Koperatif Problem Solving (CPS)


    Untuk mengaplikasikan CPS adalah pembelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti sistaks CPS atau serangkaian langkah-langkah/fase-fase pembelajaran. Adapun sisntas CPS menurut Heller & Heller (2010) Meliputi 5 Fase pembelajaran yaitu 

    Fase 1 : Recognize the problem

    Menghadirkan sebuah masalah kepada siswa untuk dicari penyelesaiaanya. Masalah yang baik adalah masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. hal ini penting untuk menstimulus siswa untuk menyelesaikannya.

    Selain itu masalah di susun dalah bentuk verbal/teks. Tanpa gambar ataupun diagram. hal ini karena gambar atau diagram adalah bagian dari fase 2.

    Masalah yang dimaksud dapat berwujud soalan terkait materi. Meskipun demikian tidak semua soal dapat dikatakan masalah. Sebuah masalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
    1. Permasalahn harus cukup menantang
    2. Masalah menuntut suatu alur penyelesaiaan terstruktur yang dapat didekati dari berbagai cara
    3. Masalah adalah betul-betul hal yang baru bagi siswa. dalam hal ini maksudnya siswa belum pernah mengerjakannya sebelumnya.
    4. masalah harus relevan dalam kehidupan siswa

    Fase 2 : Describe the problem in terms of the field.

    Setelah di beri masalah siswa diarahkan untuk memikirkan, menafsirkan dan mengambarkan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencari solusi penyelesaiannya. Siswa di bimbing untuk membuat diagram atau skema masalah dengan tujuan untuk merealisasikan konsep pemikiran mereka.

    Fase 3 : Plan a slution.

    setiap kelompok diminta untuk merancang solusi yang kelompok mereka setujui. Solusi untuk tiap kelompok tidak mesti sama.


    Fase 4 : Execute The Plan.

    Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan rancangan strategi yang mereka telah diskusikan dan setujui pada fase 3.

    Fase 5 : Evaluation The Solution.

    Pada tahap ini siswa secara berkelompok mengavaluasi hasil yang mereka peroleh. Evauasi meliputi pengecekan prosedur dan hasil, apakah hasil sudah sesuai dengan pertanyaan ataupun tidak. Kesalahan akan membimbin siswa untuk kritis mencari tahu dimana letak kesalahan dari apa yang mereka kerjakan.

    Kelebihan Model Pembelajaran Koperatif Problem Solving (CPS)


    model CPS tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah siswa. Tetapi terdapat keuntungan-keuntungan lainnya yaitu sebagai berikut :
    1. Mengefektifkan pembelajaran karena di indonesia sendiri suatu kelas terdiri dari banyak siswa yang terkadang menyebabkan tingkat pemahaman siswa tidak merata diakibatkan keterbatan waktu sehingga guru tidak bisa membimbing secara menyeluruh.
    2. Dapat meningkatkan kerja sama antara siswa
    3. Melatih sikap tanggung jawab individu
    4. melatih kemampuan kolaborasi meliputi kemampuan kepemimpinan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan berkomunikasi dan lain-lain.

    Artikel Terkait


    EmoticonEmoticon